Pada kesempatan kali ini, Bidang RPK pimpinan komisariat IMM Al-Ghozali mengadakan sesi bedah buku Islam dan Sosiologi karya H.O.S Tjokroaminoto yang akan dibawakan oleh IMMawan Yasma Hidayat (Anggota bidang hikmah PK IMM Al Ghozali) yang berlangsung pada hari Selasa 6 November 2018 bertempat di lapangan Psikologi.
Dalam agenda kali ini Yasma menyampaikan bahwa pada bukunya tersebut Tjokro menyampaikan ide-ide sosialisme yang telah dikolaborasikan dengan ajarannya, yaitu islam. Ia menyampaikan buku ini tertuju kepada muslim khususnya anggota Sarekat Islam (SI) karena di dalam buku ini mengandung doktrin agama secara pembaharuan.
"Dalam bab awal Tjokro menekankan arti sosialisme yang ia maksut. Ia berpendapat bahwa sosialisme adalah saling memikul beban manusia satu sama lain. Lawan dari sosialisme sendiri adalah individualisme, dimana individualisme ini adalah penyebab hancurnya islam secara sikap dan perilaku. Ia menjelaskan bahwa Sosialisme-Islamisme berbeda dengan sosialisme barat, contohnya sosialisme-marxisme yang mengacu pada materialisme."
"Tjokro memakai dalil-dalil al Qur'an untuk mengautkan argumen-argumennya. Dalam substansi islam dan sosialisme ini Tjokro memaparkan cerminan sosialisme dalam wajah islam sendiri seperti kedermawanan, persetaraan, persaudaraan dan kemerdekaan." ()
Selasa, November 06, 2018
Senin, November 05, 2018
SUDAHKAH AKU MENCINTAI AGAMAKU?
Sudahkan Aku Mencintai Agamaku?
(Pembicara: Angga Pratama)
_5 November 2018_
Sebelum kita mencintai
agama, kita terlebih dahulu harus mengenal hakikat, makna dari agama kita,
Islam berasal dari bahsa arab yang artinya, aslama-yuslima-islamaa yang berarti
selamat, damai sejahtera terlepas dari pengertian yang banyak tadi, islam juga
berarti agama yang universal, tidak mengenal kasta.
Dan dalam beragama
tentunya kita harus memiliki manhaj, yakni manhaj salaf. Kita sering
beranggapan bahwa salaf yaitu sebuah golongan, padahal jika kita kaji makna
dari salaf ini senidri, salaf itu memiliki makna orang yang terdahulu, yang
dimaksud disini ialah sahabat, tabi’in dan tabiut’tabi’in. Manhaj itu berarti
pedoman / acuan. Nah dari para salafush shalif ini lah kita dapat berpedoman.
Tentunya kita tahu
pedoman kita yakni Al-Qur’an dan As-Sunnah, ketika kita ingin memegang teguh
agama kita, kita harus kembali kepada kedua pedoman tadi. Orang yang setiap
harinya, rajin membaca Al-Qur’an maka, semasa hidupnya ia tidak akan dilanda
kegundahan, karena kebahagiaan Akhiratnya lebih ia prioritaskan ketimbang
dunianya, sedang Allah menjamin “Barang siapa yang menolong agama Allah, maka
Allah akan menolongnya” hal ini menjadi landasan kita jika kita mendahulukan
agama, maka dunia kita akan mengkutinya, sebagaimana Allah menjaminnya tadi.
Kita beranjak pada kata
mencintai,ketika kita mencintai agama kita,maka apapun yang diperintahkan oleh agama kita maka kita akan melakukannya dengan senang hati (ikhlas), bisa berupa
sholat, puasa, zakat, dan lain-lain. Dan terhadap apa yang dilarang oleh agama
kita sebisa mungkin kita menghindari dan tidak melakukannya, seperti, mencuri,
berzina, meminum minuman keras, dan larangan yang lainnya.
Notulensi : Annisa Fathaniah A.
Langganan:
Postingan (Atom)
Taman Pendidikan Al-quran
Taman Pendidikan Al-Quran atau TPA merupakan agenda rutinan yang dijalankan oleh internal PK IMM Al-Ghozali, kegiatan ini dilak...
-
Forum Kader Online #1 Forum kader(Forkad) online merupakan program follow up dari Bidang Kader setelah dilaksanakannya DAD PK IMM ...
-
Karakter remaja muslim selayaknya mejadikan masa tersebut sebagai usia keemasan “Golden age” dimana potensi diri manusia (fitrah) yang tela...