Rabu, Juli 13, 2022

Gerakan Muhammadiyah Dulu dan Sekarang


Gerakan Muhammadiyah dikenal dengan gerakan tajdid (pembaruan) yang bersifat moderat. Organisasi Muhammadiyah bergerak baik fisik maupun non fisik berbasis non-politik, dengan pemikiran-pemikiran dan amal-amal usahanya menggunakan teologi Al-Maun agar terkesan lentur dan tidak kaku dalam mensyiarkan agama Islam. KH. Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah di Kauman, Yogyakarta pada tahun 1912 yang memiliki cita-cita yang pertama, ingin Muhammadiyah menjadi gerakan Islam yang dakwah amar ma’ruf nahi munkar, Islam bersumber pada Al-Qur’an dan Hadits, umat Islam Indonesia dapat menjadikan Nabi Muhammad SAW suri tauladan yaitu cara hidup beragama, baik tauhid, akhlak dan muamalahnya. Kedua, Muhammadiyah dapat mempersatukan umat Islam dengan segala keberagaman yang ada di Indonesia. Ketiga, dengan Muhammadiyah menjadi wadah umat Islam di Indonesia dapat mengorbankan harta, tenaga, pikiran, untuk kemajuan dan kesejahteraan agama Islam. Dimana ketiga cita-cita ini dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam demi terwujudnya izzul Islam wal muslimin, kemuliaan hidup sebagai realita dan kesejahteraan Islam ada idealitas.


KH Ahmad Dahlan memiliki keyakinan bahwa jika syariat Islam dijalankan dengan baik dan benar di Indonesia, maka bangsa ini tidak mungkin mengalami kebodohan, kemiskinan dan mudah terpecah-pecah dan dijajah. Muhammadiyah ada di ranting sebagai pembina, pembimbing, koordinasi, dan pengintegrasian kegiatan di ranting, jadi Muhammadiyah diawali dengan bagian terkecil. Dengan sistem seperti ini membuat Muhammadiyah semakin sukses dalam membangun amal usaha baik yang bergerak di bidang pendidikan, bidang sosial, bidang kesehatan, bidang ekonomi, dan bidang kesehatan.


Gerakan pembaharuan Muhammadiyah ini sudah ada sejak abad ke-19 dan ke-20 yang mana dari dulu hingga sekarang masih berkontribusi untuk kemajuan bangsa Indonesia. Walaupun tujuan khusus dari berdirinya Muhammadiyah adalah untuk memurnikan akidah masyarakat yang terkena TBC (anti-Takhayul, anti-Bid’ah, dan anti-Churafat), hingga di zaman sekarang gerakan dakwah Muhammadiyah di abad ke-21 ini membawa pada gerakan pembaharuan yang membawa perubahan yang berkemajuan.


Sebagai “Kader Ikatan” Muhammadiyah penting bagi kita untuk merefleksikan ungkapan dari KH. Ahmad Dahlan “Hidup-hidupilah Muhammadiyah dan jangan mencari hidup di Muhammadiyah”, dimana hal ini perlu menjadi pertimbangan dalam menjadikan ruh berdakwah di Muhammadiyah semakin kuat. Layaknya sebuah istilah “seleksi alam” dalam berdakwah, hanya orang-orang yang memiliki niat dan tekad yang akan mampu bertahan di masa sekarang maupun masa yang akan datang karena memiliki sikap rela berjuang untuk kepentingan umat bukan hanya keuntungan duniawi. Dan sangat penting untuk generasi sekarang menyiapkan kader-kader yang unggul agar menjadi ujung tombak penerus perjuangan cita-cita dari Muhammadiyah yaitu menciptakan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Baik itu Ikatan Pemuda Muhammadiyah (IPM), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Nasyiatul Aisyiyah (NA), Tapak Suci, Hizbul Wathan, dan organisasi otonom lainnya.

 

Dalam rangka perayaan Milad Muhammadiyah ke-109 Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Haedar Nashir menjelaskan di situasi sekarang ini memberi pelajaran penting dalam kehidupan. Sebagaimana tercantum dalam tujuan Islam (maqashidu asy-syariah), yaitu kehidupan harus dilestarikan yang berkaitan dengan perlindungan terhadap jiwa-raga, akal, harta dan keturunan yang baik, dengan segala hubungan perlindungan harus dijaga dengan penuh pertanggungjawaban secara komprehensif yang memiliki pondasi hidup beragama, sehingga kemashalatan umat insyaAllah dapat tercapai. Oleh karena itu, Muhammadiyah mengajak dari berbagai eleman bangsa untuk terus berusaha secara maksimal dan terus saling menguatkan satu sama lain dengan mengeratkan solidaritas, negara ini senantiasa dapat tumbuh rasa optimism kolektif, semangat gotong royong agar negeri ini tangguh dalam menghadapi segala tantangan zaman.

 

REFERENSI

https://nasihatsahabat.com/manhaj-dakwah-muhammadiyah-dulu-dan-sekarang/

https://www.bengkulutoday.com/muhammadiyah-antara-yang-dulu-dan-yang-sekarang 

https://www.academia.edu/32610879/PERKEMBANGAN_MUHAMMADIYAH 

https://www.goriau.com/berita/baca/muhammadiyah-kini-dan-dulu.html 

https://www.maturmu.id/muhammadiyah-dulu-dan-sekarang/ 



Oleh: Isro Fajariya Hafizha

  Reconnect with Qur’an: Menyingkap Rahasia dibalik Angka 19 dalam Al-Quran   Al-Quran adalah mukjizat sekaligus kitab suci terakhir y...