Minggu, Mei 09, 2021

IMPLEMENTASI KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH DALAM DAKWAH IMM GUNA MENGHAPUS TANTANGAN ISLAM


 IMPLEMENTASI KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH DALAM  DAKWAH IMM GUNA MENGHAPUS  TANTANGAN ISLAM

Oleh : Thifla Ummu Tsaqifa

(Kader IMM Al-Ghozali)

Latar Belakang

Dakwah merupakan bagian dari gerakan ajaran Islam. Gerakan dakwah dapat dilakukan dengan berbagai cara, selama hal tersebut sesuai dengan kaidah ajaran Islam. Sebagian besar kegiatan umat Islam banyak diisi dengan kegiatan-kegiatan dakwah. Dakwah banyak disampaikan, melalui media radio atau televisi, bahkan ada yang dengan menggunakan dakwah seperti pengajian, atau dialog interaktif masalah agama Islam. Dakwah adalah usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan umat Islam mengenai pandangan dan tujuan hidup manusia didunia ini, dimana hal tersebut berkaitan dengan amar ma’ruf nahi munkar, dalam perikehidupan seseorang, perikehidupan berumah tangga (usrah), perikehidupan bermasyarakat, dan perikehidupan bernegara (Amirullah, 2016).

Dakwah adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh umat atau pun jama’ah muslim. Untuk mengajak umat manusia ke dalam jalan Allah dalam semua segi aspek kehidupan, sehingga Islam dapat terbentuk dalam kehidupan fardiyah, usrah, jama’ah, ummah,terwujud khairu ummah. Dakwah Islam di Indonesia pertama kali melalui pernikahan, perdagangan, budaya yang diisi dengan ajaran Islam. Cara itu dilakukan oleh pedagang muslim yang masuk wilayah Indonesia. Perkembangan dakwah hingga saat ini semakin banyak yang dilakukan kegiatan dakwah yang dilakukan oleh berbagai organisasi keagamaan (Soleh, 2017).

Kegiatan dakwah yang ada menandakan bahwa Islam bisa diterima oleh banyak kalangan. Walaupun masih banyak yang belum menerimanya, karena dianggap menyimpang dari ajaran mereka sendiri. Banyak umat Islam berdakwah dengan materi, metode yang bermacam akan tetapi hal tersebut masih belum seimbang dengan kenyataan yang terjadi. Ditandai terdapat banyak masyarakat yang sudah mendapat seruan dakwah, masih hidup dalam kemiskinan, baik ilmu, akhlak, tidak mampu membiayai anak sekolah, anak--anak putus sekolah, maupun kekurangan dalam kehidupan sehari-harinya, merasa harus pergi ke luar kota untuk mencari nafkah keluarga bahkan menganggur (Ikatan Mahasiswa Muhammddiyah, 2013).

Sebagian manusia banyak yang mengakui bahwa dirinya adalah seorang muslim, tapi tidak mengamalkan ajaran yang dianutnya dengan melakukan penyimpangan. Ada pula yang melaksanakan ajaran Islam tetapi masih juga syiriik, memasang sesaji, bahkan tak jarang sebagian umat masih bersikap tahayul bid’ah dan churafat. Oleh karena itu diperlukan adanya strategi yang tepat, supaya tujuan dakwah dapat dicapai, yaitu ada keseimbangan antara kebahagiaan dunia dan kebahagiaan akhirat untuk seluruh umat Islam.

Salah satu organisasi sosial keagamaan yang mampu eksis sampai saat ini dan bahkan menunjukkan kemajuan yang luar biasa hingga sekarang dan keberadaannya berada di Indonesia adalah Muhammadiyah.  Komitmen gerakan dakwah Muhammadiyah dengan seluruh kegiatannya tidak lain menjalankan misi dakwah Islam adalah dengan menyeru kepada Al-Khair, mengajak amal ma’ruf nahi munkar, dan mengajak beriman kepada Allah, yang dilakukan secara menyeluruh ke berbagai bidang kehidupan dengan pilihan-pilihan strategis sesuai dengan misi dan situasi yang dihadapi, dan cara-cara yang sesuai dengan jiwa ajaran Islam, sehingga menjadi rahmat untuk semesta (Amirullah, 2016).

Dakwah yang dimaksud dilakukan dengan nasehat dan bujukan serta jika diperlukan dengan debat yang simpatik (ajaklah ke jalan Tuhanmu dengan cara yang bijaksana, nasehat yang baik, dan berdebatlah dengan cara yang baik pula). Organisasi ini dikategorisasikan sebagai Islam modernis yang terbesar di dunia muslim. Lahan pengembangan diri ini disesuaikan dengan basis warganya, kalau petani maka persawahan/pertanian (tanaman maupun ternak) perkebunan, perdagangan dan lainnya. Oleh karena keberadaan organisasinya yang sudah satu abad lebih, aktivitas dakwah di Muhammadiyah dengan bermacam bentuknya sampai saat ini yang menunjukkan adanya bukti dakwah tersebut berjalan dengan baik. Untuk itulah, penulis tertarik mengetahui implementasi Kepribadian Muhammadiyah dalam dakwah IMM guna menghapus tantangan islam.

Isi

1.     Kepribadian Muhammadiyah

Kepribadian Muhammadiyah itu menjadi sifat kebangsaan Muhammadiyah sebagaimana moderasi itu diperlukan yang terdiri dari 10 sifat. Sifat moderat yang tercantum dalam 10 sifat kepribadian Muhammadiyah harus terus di gelorakan contohnya dengan melalui media sosial dikarenakan sekarang dunia medsos menjadi arena yang paling keras termasuk untuk menyuarakan apa saja dengan terbuka dan bebas. Adanya opini , hoax dan prasangka diabsolutkan seakan benar melalui sebuah video singkat, atau ujaran-ujaran singkat, bahkan hal tersebut dipastikan belum tentu adanya kebenarannya. Akan tetapi sebagai manusia yang menganggap hal tersebut benar secara otomatis akan menganggap hal tersebut benar tanpa menelusuri lebih lanjut kebenaran terkait hal tersebut (Soleh, 2017).

Orang yang dominan berada di media sosial dianggap sebagai representasi kebenaran. Inilah yang disebut sebagai Simulacra meminjam istilahnya Jean Baurdrillard. Adapun 10 Sifat kepribadian Muhammadiyah sebagai moderasi di era media sosial itu perlu terus menerus disuarakan dan di impelementasikan karena Muhammadiyah sangat berkepentingan agar bangsa ini semakin cerdas tercerahkan, dan akil baligh dalam berfikir sehingga kemudian tumbuh menjadi masyarakat yang maju dengan memiliki karakter dan kepribadian.

Diantara ikatan dan frame ideologi Muhammadiyah itu ada yang disebut sebagai kepribadian Muhammadiyah dengan 10 sifat Muhammadiyah yang konteks lahirnya dahulu dari perkumpulan Muhammadiyah dalam politik bersama Masyumi lalu terjadi trust keras dengan kekuasaan para era orde lama kemudian lahirlah kepribadian Muhammadiyah. Kepribadian Muhammadiyah, yang dirumuskan oleh tokoh-tokoh Muhammadiyah yang pernah di politik. Sehingga merasa betul latar belakangnya adalah setelah Muhammadiyah berhenti dari politik itu ada dampak ke Muhammadiyah, dimana orang-orang yang dulu di Masyumi kemudian aktif lagi, alam pikir dan cara perjuangannya seperti parpol maka supaya di framing lalu keluarlah 10 sifat Kepribadian Muhammadiyah (Soleh, 2017).

Adapun 10 Sifat ‘Kepribadian Muhammadiyah yang disampaikan Haedar Nashir, yaitu :

1.      Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan.

2.      Memberbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah islamiyyah.

3.      Lapang dada, luas pemandangan dengan memegang teguh ajaran Islam.

4.      Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan.

5.      Mengindahkan segala hukum, undang-undangan, peraturan, serta dasar dan falsafah negara yang sah.

6.      Amar ma’ruf nahi mungkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik.

7.      Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan pembangunan, sesuai dengan ajaran Islam.

8.      Kerjasama dengan semua golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama Islam serta membela kepentingannya.

9.      Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun negara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur yang diridhai Allah SWT.

10.  Bersifat adil serta korektif ke dalam dan keluar dengan bijaksana.

Kepribadian Muhammadiyah sangat penting dilestarikan oleh IMM untuk terus memberikan efek positif dalam menyuarakan dakwah dalam bidang organisasinya yang disesuaikan dengan 10 kepribadian tersebut. Sebagaimana Muhammadiyah sebagai gerakan islam, gerakan sosial, dan gerakan pembaharuan yang kemudian saat ini Muhammadiyah dianggap sebagai gerakan kemajuan dari pada gerakan pembaharuan. Lebih khususnya lagi kelompok intelektual muda Muhammadiyah seperti IMM melalui kader-kadernya diharapkan bisa melahirkan gagasan-gagasan yang New Ideas melalui aktivitas perkaderan, pelatihan, dak diskusi-diskusi yang ada. Tidak lupa sebagai kader IMM untuk terus mengupayakan reinterpretasi, rethinking, dan reaktualisasi dalam meramu model dakwah kontekstualnya dan menarik konsep yang menyentuh lapangan dakwah tentunya dengan tetap menggunakan 10 kepribadian Muhammadiyah (Amirullah, 2016).

2.     Strategi dan Upaya Pengembangan Dakwah Dalam Menghapus Tantangan Islam

Strategi dakwah Islamiyah seharusnya tidak semata mata berorientasi pada kesemarakan akan tetapi justru banyak diarahkan pada pendalaman dan pengembangan wawasan keislaman demi siarnya Islam. Hal ini penting kita lakukan mengingat dalam setiap kehidupan bermasyarakat yang majemuk, masyarakat tersebut diperlukan sikap kosmopolitan tetapi berkepribadian yang baik. Dakwah Islamiyah disamping memiliki kepekaan teologis juga harus memiliki kepekaan sosial. Strategi dakwah Muhammadiyah seharusnya memang lebih menekankan pada amar ma’ruf nahi mungkar.

Secara implisit merupakan doktrin gerakan kemanusiaan islam. Namun, secara eksplisit konsep amar ma’ruf nahi mungkar sangat dekat dengan Muhamaddiyah yang menjadi simnol dan doktrin. Pendalaman keislaman dapat dilakukan dengan terus melakukan dakwah yang lebih menekankan pada dunia keislaman, dengan mengembangkan wawasan keislaman diberbagai tempat khususnya kalangan mahasiswa, kader IMM diaharapkan mampu menekankan pada hal-hal tersebut. Sebagai kader IMM harus semangat memainkan perannya dalam mencerahkan masyarakat dan bangsa lewat gagasan islam kemajuan, islam kontekstual, dan kristalisasi islam rahmatal lil alamin (Amirullah, 2016).

3.     Upaya Kepribadian Muhammadiyah Dalam Dakwah IMM Guna Menghapus Tahayul, Bid'ah dan Churafat

Tahayul, Bid'ah, dan Churafat (TBC) adalah tiga sekawan kebatilan yang masih hidup di kalangan umat Islam. Islam melarang ketiganya. 

a.       Tahayul, merupakan kepercayaan yang sampai kini masih melekat dalam diri sebagian umat Islam di tanah air tentang bulan Safar, yaitu bahwa bulan Safar (shofar) adalah bulan yang penuh kesialan. Kepercayaan ini sebenarnya sudah ada sejak zaman Jahiliyah. Di samping itu, mereka juga menganggap Rabu sebagai hari nahas, terlebih Rabu terakhir setiap bulan. Kepercayaan atau tahayul ini sebenarnya sudah dihilangkan oleh Islam. Rosulullah pernah berdebat dengan orang Badui. “Tidak ada penyakit menular dan tidak ada kepercayaan pada tahayul,” sabda Nabi Muhammad saw.

b.      Bid'ah, Secara bahasa, bid'ah adalah  perbuatan atau cara yang tidak pernah dikatakan atau dicontohkan Rasulullah atau sahabatnya, kemudian dilakukan seolah-olah menjadi ajaran Islam, pembaruan ajaran Islam tanpa berpedoman pada Alquran dan hadis, kebohongan atau dusta. Dalam Islam, bid’ah adalah suatu amalan yang diada-adakan, padahal tidak dicontohkan oleh Rosulullah Saw, sebagaimana pengertian secara bahasa yang pertama di atas.  Secara bahasa, bid'ah artinya penciptaan atau inovasi yang sebelumnya belum pernah ada dan kebohongan belaka yang dibuat-buat. Maka semua penciptaan dan inovasi dalam ritual agama (ibadah mahdhah), yang tidak pernah ada pada zaman Rasulullah, disebut bid'ah.

Secara istilah (syariat) adalah sebagaimana perkataan Imam Asy-Syatibi, “Bid’ah adalah suatu cara yang diada-adakan di dalam agama yang menyerupai agama dengan tujuan untuk berlebih-lebihan dalam beribadah kepada Allah Ta’ala.”. Bukan termasuk bid’ah jika sesuatu itu diada-adakan di luar agama (ibadah mahdhah) untuk kemaslahatan dunia, seperti pengadaan teknologi dalam transportasi, industri, atau yang lainnya. Bid’ah juga terjadi dalam bidang akidah. Syekh Yusuf Qardadhawi dalam bukunya, Fiqih Prioritas, menyatakan, keyakinan  yang  bertentangan dengan  kebenaran yang dibawa oleh Rasulullah Saw dan ajaran yang terdapat di dalam Kitab Allah disebut bid'ah  dalam akidah  (al-bid'ah al-i'tiqadiyyah). Bid’ah mengingkari kesempurnaan Islam. Islam sudah mengatur berbagai sisi kehidupan manusia, mulai dari hal-hal besar seperti mengurus negara sampai hal-hal yang dianggap sebelah mata oleh manusia seperti tatacara buang hajat. Tidak hanya kaum muslimin saja yang mengakuinya, bahkan orang kafir pun mengakui kesempurnaaan Islam tersebut. Salah satu bahaya bid’ah adalah pelakunya tidak sadar bahwa dirinya telah berbuat dosa dengan perbuatan bid’ahnya, bahkan menyangka telah berbuat amal yang saleh.

c.       Churafat , Sumber khurafat (ejaan lama: churafat) adalah dinamisme dan animisme. Dinamisme adalah kepercayaan adanya kekuatan dalam diri manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda-benda, dan kata-kata. Sedangkan Animisme adalah kepercayaan adanya jiwa dan ruh yang dapat mempengaruhi alam manusia Khurafat diartikan sebagai cerita-cerita yang mempesonakan yang dicampuradukkan dengan perkara dusta, atau semua cerita rekaan atau khayalan, ajaran-ajaran, pantangan, adat-istiadat, ramalan-ramalan, pemujaan atau kepercayaan yang menyimpang dari ajaran Islam. Khurafat adalah bid’ah dalam bidang akidah, yakni kepercayaan atau keyakinan kepada sesuatu perkara yang menyalahi ajaran Islam. Misalnya, meyakini kuburan orang saleh dapat memberikan berkah, memuja atau memohon kepada makhluk halus (jin), meyakini sebuah benda –tongkat, keris, batu, tombak, dll, dianggap memikiki kekuatan ghaib yang bisa diandalkan, dan sebagainya. Khurafat adalah budaya masyarakat Jahiliyah. Di antara khurafat mereka ialah mempercayai kepada arah burung yang berterbangan, memberi kesan kepada nasib mereka.

Adapun implementasi 10 Sifat Kepribadian Muhammadiyah dalam dakwah IMM untuk menghapus tantangan islam terkait tahayul, bid’ah dan khufarat yakni dapat dilihat dari:

1)     Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan. Dakwah IMM dalam mengimplementasikan hal ini yakni dengan melakukan amalan yang benar dengan memberikan dakwah bahwa tahayul merupakan suatu hal yang dilarang dengan islam, begitu pula dengan bid’ah dan khurafat yang terkadang mampu menyebabkan perselisihan dari berbagai pihak terkait benar atau salahnya suatu pernyataan. Kader IMM dalam melakukan dakwah harus bersifat beramal dan penuh perjuangan dalam menyampaikan hal tersebut dengan berpegang teguh pada tauhid yang merupakan segala-galanya bagi kader IMM.

2)     Memberbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah islamiyyah. Adapun implementasi dari sifat kepribadian yang kedua ini yakni dengan memperluas sosialisasi antar sesame ummat sekaligus menciptakan ukhwah islamiyah dengan cara ini tentunya kader IMM diharapkan mampu memberikan dakwah antar teman dengan memberikan arahan-arahan yang bersifat amalan terkait larangan terhadap tahayul, bid’ah dan kufarat.

3)     Lapang dada, luas pandangan dengan memegang teguh ajaran Islam, hal ini merupakan salah satu hal penting, seorang kader IMM harus selalu berfikir dan bertindak sesuai dengan ajaran islam. Seorang kader IMM harus berpengang teguh pada tauhid yang merupakan landasan teoritis yang bersifat pasif namun aktif.  Diharapkan seorang kader IMM mampu menghidupkan kembali makna dari tauhid dengan menggerakkan perubahan  akan tetapi tetap berpegang teguh pada ajaran islam.

4)     Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan, Implementasi ini dalam menyampaikan dakwah harus bersifat keagamaan artinya sesuai dengan ajaran keagamaan sekaligus kemasyarakatan dalam menyampaikan larangan tahayul, bid’ah dan khurafat, artinya penyampaian tersebut harus disesuaikam dengan masyarakat yang saat ini banyak mengalami perubahan. Maka tugas kader IMM dalam berdakwah adalah memberikan arahan dan pencerahan yang benar dengan gerakan revolusi akidah, revolusi social, revolusi ekonomi, dan revolusi biayanya.

5)     Mengindahkan segala hukum, undang-undangan, peraturan, serta dasar dan falsafah negara yang sah, implementasi dalam hal ini sebagai kader IMM harus mampu memberikan bukti-bukti hukum yang jelas terkait hal-hal tahayul, bid’ah dan khurafat. Hal ini dapat diimplementasikan dengan memberikan pencerahan melalui pembacaan hukum, undang-undang, peraturan Negara yang mengatur segala bentuk macam pemyimpangan yang berada diluar kontes ajaran islam tentunya.

6)     Amar ma’ruf nahi mungkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik, kader IMM tentunya harus mampu mengaplikasikan hal ini dengan upaya untuk menjauhi segala macam bentuk larangan-larangan yang dilarang dalam islam serta memberikan teladan yang baik bagi berbagai kalangan yang berkenaan dengan tahayul, bid’ah dan khurafat.

7)     Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan pembangunan, sesuai dengan ajaran Islam, hal ini dapat diimplementasikan dengan mengikuti berbagai perkembangan masyarakat dengan memperhatikan ajaran islam. Saat ini masih banyak orang yang percaya akan tahayul, munculnya kasus bid’ah dan kafarat diakibatkan oleh perkembangan masyarakat yang kurang mampu memahami agama dengan baik, sehingga menganngap hal tersebut merupakan suatu kebenaran. Sehingga kader-kader IMM perlu melakukan pencerahan terkait hal tersebut agak masyarakat kembali kejalan yang benar.

8)     Kerjasama dengan semua golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama Islam serta membela kepentingan, hal ini dapat diimplementasikan dengan bekerjasama dalam menyampaikan akan larangan-larangan dan tidak adanya tahayul, bid’ah dan khurafat yang sangat bertentangan dengan islam. Pembelaan akan kepentingan hal ini perlu dilakukan dalam dakwah IMM, pada saat melakukan dakwah terkadang terdapat kalangan yang tidak percaya akan apa yang disampaikan tentunya berkaitan dengan tahayul, bid’ah dan khurafat. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi kader IMM, akan tetapi seorang kader IMM harus tetap menyiarkan, mengamalkan dan membela kepentingan mereka dalam rangka untuk tertujunya kepentingan dalam membenarkan dan menyuarakan sekaligus memberikan pencerahan akan ajaran islam.

9)     Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun negara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur yang diridhai Allah SWT, hal ini dapat diimplementasikan dengan kader IMM tetap bekerjasama dengan berbagai pihak untuk memberantas tantangan islam khususnya tahayul, bid’ah dan khurafat yang ternyata dakwah dari satu organisasi saja terkadang masih belum memberikan kepuasan maka perlu adanya kerjasama dari berbagai pihak yang mampu memberikan pemahaman dan pencerahan lebih lanjut akan tidak adanya tahayul, larangan bid’ah dan khurafat.

10)Bersifat adil serta korektif (teliti) ke dalam dan keluar dengan bijaksana, implementasi harus tetap diterapkan oleh kader IMM dengan selalu korektif menghadapi segala persoalan-persoalan yang dihadapi dan untuk terus selalu bersikap adil dengan bersikap bijaksana dalam bertindak.

Pergerakan IMM dalam sejarahnya selalu bergelut dalam paradigma dakwah pencerahan terhadap penyakit masyarakat yang disebut dengan TBC (Tahayul, Bid’ah dan Churafat). Menyerukan dakwah pencerahan terhadap perilaku masyarakat yang sesajen, menyembah hal-hal yang diluar akal seperti pohon dan batu, pergi ke dukun, meminta pertolongan pada makam para kiai, ulama, dan segala bentuk kufarat lainnya yang berbau syirik. Dalam era saat ini banyak manusia yang menyembang uang, materialism, kekuasaan yang bersifat sementara, menebarkan ketidak adilan dan penindasan yang menyebabkan penderitaan pada manusia lainnya. Bentuk khurafat dan tahayul yang baru adalah korupsi yang memberikan efek yang luar biasa merugikan berbagai belah pihak yang mampu menyengsarakan kebijakan penguasa yang menghardik rakyat dan menguntungkan segelintir kelompok, neokolonialisme yang merampok sumber kekayaan Negara yang lemah termasuk Negara Indonesia, melalui kekuasaan yang dimiliki terkadang terjadi penyuapan dan kekangan atas kemerdekaannya. Hal tersebut merupakan hal yang benar-benar kedzoliman dan penindasan yang sangat melukai kemanusiaan. Maka dengan adanya sifat kepribadian Muhammadiyah diharapkan mampu memberikan pencerahan akan hal-hal yang berkenaan dengan tahayul, bid’ah dan khurafat dengan memberikan pencerahan dan terus melakukan amalan-amalan yang sesuai dengan ajaran-ajaran islam, bekerjasama dan menciptakan ukhwah islamiyah dengan baik, berpedoman pada sumber hukum Negara dan berperilaku adil (Amirullah, 2016).

Selain itu, kader dakwah IMM harus berpedoman pada akhlak, dimana akhlak merupakan suatu bentuk moral yang harus dimiliki oleh suatu organisasi. Akhlak yang ingin diperkuat oleh para kader IMM dalam melakukan dakwah tidaklah mengenai batas, akhlak yang diperkuat bukan inklusif bukan eksklusif, akhlak universal, akhlak untuk manusia seluruhnya (Amirullah, 2016).

Gerakan cinta ilmu merupakan salah satu hal yang bagian dari salah satu kepribadian Muhammddiyah, secara logis orang berilmu akan mengetahui segala sesuatu yang bertentangan dalam islam seperti halnya tahayul, bid’ah dan khurafat. Dalam dakwah IMM diharapkan memberikan bagian penting dalam menghidupkan atmosfer intelektual dan imajinasi tajdid di Muhammddiyah bahkan menjadi penentu masa depan dari Muhammadiyah. Dakwah IMM tidak hanya menyangkut kegiatan-kegiatan keagamaan bersifat kuantitas dan kualitas. Dakwah IMM dalam mengatasi Tahayyul, Bid’ah dan khurafat yakni dengan kembali merapatkan barisan, melakukan kajian mendalam dalam membantu Muhammaddiyah memberantas agar senantiasa mengingatkan agar terbebas dari penyakit TBC. Kader IMM juga harus melahirkan tokoh-tokoh intelektual berintegritas, memiliki kapasitas didalam memimpin bangsa, tokoh yang leadership, dan pemimpin yang mampu diterima oleh berbagai kalangan (Amirullah, 2016).

Penutup

Dalam mengimplementasikan sifat kepribadian Muhammadiyah yakni disesuaikan dengan 10 sifat dari kepribadian Muhammaddiyah. Dimana pada saat berdakwah IMM diharapkan mampu memberikan dakwah pencerahan terhadap penyakit masyarakat tersebut. Selain hal itu kader IMM harus mengedepankan akhlak dengan berprinsip pada moralitas islam, dengan mewujudkan cita-cita dan tujuan terbentuknya akademis-intelektual islam yang berakhlak mulia dan gerakan cinta ilmu demi terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya sesuai dengan kepribadian Muhammaddiyah. Dakwah IMM dalam mengatasi Tahayyul, Bid’ah dan kafarat yakni adalah dengan kembali merapatkan barisan, melakukan kajian mendalam dalam membantu Muhammadiyah memberantas agar senantiasa mengingatkan agar terbebas dari penyakit Tahayyul, Bid’ah dan Khurafat. Kader IMM juga harus melahirkan tokoh-tokoh intelektual berintegritas.

Daftar Pustaka

Amirullah, IMM Untuk Kemanusiaan, Jakarta: CV. Mediatama Indonesia. 2016.

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Tak Sekedar Merah, Yogyakarta: MIM Indegenous School. 2013.

Soleh, Ahmad, IMM Autentik, Surabaya: Pustaka Saga. 2017. 

Nashir, Haedar. Kuliah Kemuhammadiyahan 2, Yogyakarta: Suara Muhammadiyah. 2018.


  Reconnect with Qur’an: Menyingkap Rahasia dibalik Angka 19 dalam Al-Quran   Al-Quran adalah mukjizat sekaligus kitab suci terakhir y...