Rabu, Mei 27, 2020

Politik Sederhana

POLITIK SEDERHANA
By : Ozora Widianto Haq (Kader PK IMM Al-Ghozali)

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

     Apa kabar kawan-kawan sebangsa setanah air di masa ini? Masa dimana kita semua diuji oleh pandemi covid-19 yang telah hadir ditengah-tengah kehidupan kita sehari-hari. Semoga kita senantiasa diberi kesehatan dan selalu dalam lindungan Allah SWT. 

Baik, disini saya akan sedikit membahas  mengenai politik secara sederhana dan beberapa contoh kejadian di Indonesia pada masa pandemi covid-19 ini agar kita dapat memetik hikmah dari beberapa kejadian itu. Semoga bermanfaat bagi kita semua J

Sebelumnya kawan-kawan pasti tidak asing lagi dengan kata politik bukan? Yap, apalagi ditambah dengan “cap” masyarakat yang menganggap politik itu busuk,  kotor, menjijikan, dan sebagainya. Stigma-stigma yang muncul itu tidak lain disebabkan oleh beberapa oknum yang mencemari citra politik dengan praktik-praktiknya yang membuat jengkel masyarakat.

Akhirnya, masyarakat menjadi tidak acuh terhadap politik. Padahal sebenarnya politik itu sudah melekat dalam kehidupan kita sehari-hari. Misalnya dalam sebuah keluarga. Saat kita ingin dibelikan PS4 oleh orangtua, maka kita akan berusaha mencari cara bagaimana agar tujuan tersebut tercapai, tentunya dengan berbagai cara yang baik dan benar. Contoh lainnya bisa kita lihat akhir-akhir ini seperti banyaknya elemen masyarakat yang bergerak untuk mengatasi masalah yang terjadi di masyarakat, seperti membuka Galang Dana, Pembagian Sembako dan APD, membuat pamflet dan video online yang bertujuan untuk edukasi,  dsb. Hal-hal yang dilakukan tersebut pasti ada tujuan yang hendak dicapai, ada hak-hak yang harus dipenuhi, maka hal tersebut dapat dikatakan sebagai politik sebagaimana contoh-contoh sebelumnya.

Menurut Prof. Andrik Purwasito dalam buku beliau yang berjudul “Pengantar Studi Politik” ada dua cara pandang dalam berpolitik, yaitu realis dan idealis. Orang yang memiliki pandangan realis menganggap bahwa politik hanyalah ajang kompetisi untuk merebut kekuasaan dengan mengadu segala potensi kekuatan, serta menggunakan segala cara untuk mengadu kekuatannya itu, mulai dari menteror hingga kekerasan fisik. Yang kedua yaitu cara pandang idealis. Orang yang memiliki pandangan idealis menganggap bahwa berpolitik sebagai aktivitas manusia yang luhur, karena dalam berpolitik selalu ada kemauan yang baik (idealisme) yang dijalankan pula dengan cara yang baik (etis, visioner, dan mengutamakan kemajuan serta kesejahteraan masyarakat). Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa cara pandang realis dapat berakibat pada praktik politik yang amoral (tidak didasari oleh moral), sedangkan cara pandang idealis dapat berakibat pada praktik politik yang bermoral.

Pelajaran yang dapat diambil dari paparan diatas bahwa politik tidak hanya berkutat pada sistem pemerintahan, melainkan juga dalam kehidupan kita sehari-hari. Politik yang berlandaskan moral, nilai-nilai luhur, sangatlah penting dalam membangun sebuah kepentingan, tujuan yang akan hendak dicapai, serta cara yang ditempuh untuk mencapainya baik dalam bentuk sederhana maupun kompleks.

Sekian dan terima kasih, apabila banyak kurangnya dalam tulisan ini datangnya dari saya

 Wassalamu’alaikum Warahmatullahi wabarakaatuh 

Rintangan Mahasiswa ditengah Pandemi Covid-19


Rintangan Mahasiswa ditengah Pandemi Covid-19
By : Dite Adi Putra S (Kader PK IMM Al-Ghozali)

Pada bulan maret 2020 covid 19 mulai ditetapkan sebagai pandemi oleh WHO , sehingga aktivitas manusi dibatasi termasuk kegiatan pembelajaran. Hal ini diperuntukan agar membatasi penyebaran virus yang masif ini. Menteri pendidikan dan kebudayaan mengeluarkan surat edaran No 2 Tahun 2020 dan No 3 Tahun 2002 tentang pembelajaran digital dan bekerja dari rumah. Pembelajaran melalui daring merupakan tantangan baru diera industri 4.0. Saat ini pembelajaran digital sedang dimaksimalkan penerapannya di Indonesia, namun hal ini belum menjangkau lapisan sosial bawah. Karena dalam mengakses informasi digital pelajar dan mahasiswa tidak memiliki sarana yang sama, selain itu ditambah dengan perbedaan kemampuan pelajar atau mahasiswa dan dosen dalam menggunakan teknologi.

Bagaimana perkuliahan secara daring berlansung? di indonesia terhitung kurang lebih sudah 2 bulan kita menjalankan kuliah daring. Hal ini membuat perbedaan dalam sistem perkuliahan, beberapa mahasiswa mungkin cukup puas dengan sistem ini, namun tidak sedikit merasa terbebani dengan sistem ini. Dari data yang saya dapatkan dari lembaga kemahasiswaan, saya mengambil kesimpulan, antara lain mahasiswa dihadapkan dengan strategi pembelajaran dosen yang dirasa memberikan mahasiswa beban tersendiri. Dalam pelaksanaan KBM daring mahasiswa menganggap dosen masih berpacu pada tugas-tugas tanpa adanya diskusi dua arah antara mahasiswa dan dosen, sehingga mahasiswa merasa tidak puas dengan sistem pengajaran tersebut. Lalu mahasiswa juga dihadapkan dengan infrastruktur yang kurang memadai. Mahasiswa yang berada di pulau jawa mungkin tidak merasakan danpak yang signifikan, namun beda dengan mahasiswa yang berada di luar pulau jawa mereka memiliki kesulitan akses pada infrastruktur yang tersedia. Maka dari itu peran pemerintah diperlukan untuk mengatasi pemerataan infrastruktur, sehingga mahasiswa atau masyarakat di indonesia dapat dengan mudah mengkases infrastruktur yang tersedia. Adapun mahasiswa yang seharusnya sudah wisuda namun karena kondisi yang tidak memungkinkan, maka wisuda mereka ditunda dan digantikan dengan cara lain yang memungkinkan.

Bagaimana student goverment di tengah pandemi ? sebagai corak dari mahasiswa itu sendiri walaupun tidak secara langsung student goverment tepat berjalan melalui daring. Banyak isu-isu yang terjadi terkait dengan kampus, misal sempat dibuat geger dengan disebarnya petisi yang berisi tentang tidak adilnya jumlah spp yang harus dibayarkan mengingat apa yang mahasiswa berikan tidak sebanding dengan apa yang mereka terima dan setelah diusut hal ini bukan lah hasil dari mahasiswa yang terorganisir namun merupakan buatan dari pihak yang tidak bertanggung jawab. Bahkan jabatan yang harusnya sudah berakhir namun diperpanjang mengingat situasi yang tidak memungkinkan untuk reorganisasi, untuk itu mahasiswa perlu mengawal student goverment yang terjadi di lingkungan kampus dengan seksama.

Selain itu student goverment masih menjalankan perannya sebagai mahasiswa yaitu sebagai agent of change, disaat pemerintah menerbitkan kebijakan yang dirasa janggal atau merugikan masyarkat  melalui student goverment mahasiswa dapat melakukan aksi melalui media daring. Mahasiswa sebagai golongan intelektual juga ikut dalam edukasi kepada masyarakat tentang bahaya covid 19. Mahasiswa tetap melakukan pernnya walapun dengan keadaan yang mengkhawatirkan saat ini. Mereka tetap melakukan berbagai upaya untuk masyarakat dan juga mahasiswa lainnya di kampus walaupun berjalan melalui secara tidak langsung dan terbatas.

  Reconnect with Qur’an: Menyingkap Rahasia dibalik Angka 19 dalam Al-Quran   Al-Quran adalah mukjizat sekaligus kitab suci terakhir y...