Sabtu, Maret 13, 2021

Tanda Kutip Masih Terbuka



Kunci mobil Doni jatuh dari lantai 2. Bilangnya masih aman, cuma  lecet. Waktu dicoba ke mobil putihnya, tombolnya masih bisa. Itu kuncinya tadi ada di semak-semak, persis  di samping pot besar teratai yang airnya keruh. Ada sampahnya. Dilihat lihat seperti bukan sampah, itu STNK. Kemarin Pak Anton cari STNK-nya yang hilang, keterangan broadcast WhatsApp-nya Lexus Silver. Untung si Doni tahu itu siapa dan langsung ke kantor, ke meja dosen antropologi politik disitu.  Mereka berdua terlihat memiliki selera yang sama. Tampak kaya.

 

Doni kelihatan mentereng sekali pakai bajunya. Selalu beda dari orang lain. Bukannya sudah biasa melihat orang yang lagaknya seperti itu? Yang perlu ditanyakan, apakah Doni itu benar kaya? Kata dia, dia pebisnis. Waktu ditanya dosen siapa yang sudah mulai berbisnis,  dia PD banget angkat tangan. Tapi dengar dengar, itu bisnis kain punya orangtuanya. Bisnis kain bukannya tidak segampang itu ya? Ada lagi, bangkrut, bisnis foodcourt,  tapi susah bisa menjamin itu milik siapa juga. Doni memang jarang banget nongol di kampus. Padahal dulu pernah bilang mau aktif di kegiatan organisasi fakultas. Tapi status WhatsApp-nya hampir selalu kosong. Apa  pernah kirim pamflet-pamflet seperti anggota lainnya? Tidak pernah. Tidak jadi mungkin, mungkin juga tidak diterima. Doni selalu sibuk sama bisnis.

 

Minggu ini susahnya minta ampun cari orang itu. Baru tadi malam pihak Tata Usaha mengirim broadcast ke grup. Memang orang yang namanya Doni ini agak repot. Caper mungkin. Semalam ada juga rumor tentang mahasiswa yang harus menghadap pihak Tata Usaha tentang IP. Mungkin yang IP-nya ciut. Doni bagaimana? Kapan sempatnya pebisnis kaya raya mengurus kuliahnya? Tapi kalau dipikir pikir, Doni ini bisa lulus mata kuliah praktikum semester lalu. Orang kaya bisa pakai apa? Uang banyak bisa dipakai.

 

Pacar Doni sering ke  kampus, sering juga keluar kampus. Tapi beda mobil sama Doni. Avi yang cantiknya luar biasa, followersnya luar biasa juga, IP luar biasa. Selalu A mata kuliah  antropologi politik. Memimpin organisasinya aja yang terlalu biasa. Bisa jadi ketua karena dia pimpin banyak orang di media sosial, mungkin. Tapi dipikir pikir, dia juga pasti punya uang, anaknya konglomerat. Pastinya uang bisa dipakai juga. Lagipula konten media sosial butuh nama panggung di kampus. Bukannya selama ini Avi itu tampak indah luar dalam? Baru terpikirkan.

 

Prostitusi sekarang marak. Tapi apa hubungannya dari Doni ke situ? Ingat Avi sering ke kampus? Itu waktu sore, saatnya dosen pulang. Mobil Avi warna merah diparkir pas sampingnya lift basement. Tapi keluar kampus, warna mobilnya jadi silver merek Lexus. Denger denger sering, bahkan hampir selalu bolos matkul pengantar sosiologi tiap kelas pagi, tapi dia nilainya A. Sama kelakuannya di mata kuliah lain yang dosennya laki-laki. Embel-embel score A itu membuat tampak pintar. Bukannya memang pintar ya? Pintar menutupi.

 

Saatnya tanda kutip ditutup. Begitu sudut pandang Diza. Sepanjang itulah kira kira ringkasnya cerita yang terlontar dari mulut seorang Diza. Laki-laki, teman lamaku. Sekarang tidak lagi.

 

Sekarang giliranku yang bercerita. Perkenalkan, namaku Dionisius Valentino. Adik sepupu dari seorang designer  muda yang sering disapa dengan panggilan Doni Antonius, pemilik pabrik garmen  ‘Do Nee Tela Fabrico’. Aku berdua dengannya juga menjalankan cabang bisnis terbaru  Resto dan Spa di daerah Ubud Bali. Semula memang hanya berawal dari  foodcourt yang minggu lalu sengaja dihancurkan untuk dibuat pertokoan UMKM bekerjasama dengan pemerintah daerah kota Nusa Dua. Tapi besar keuntungannya dapat dijadikan modal untuk bisnis yang baru.   Sekarang tinggal menunggu Grand Openingnya siap saja.

 

Lanjut… Siapa Pak Anton? Pak Anton adalah orang yang kaya. Beliau punya saham di perusahaan ‘Do Nee Tela Fabrico’. Perusahaan milik kedua anaknya, Tania dan Doni. Sudah barang wajib Doni menggantikan pekerjaan Kakaknya yang sedang hamil. Itulah mengapa dia jarang sekali ke kampus. Sebagai Ayah sekaligus dosen, Pak Anton sendiri yang selalu mengingatkan Doni untuk mengerjakan penugasan praktikum. Beliau juga akan menikah lagi, setelah selama 3 tahun ini menjadi duda.

 

Aku diminta untuk mengurus perlengkapan menjelang pernikahan Pak Anton tapi aku tidak mau sibuk. Sebagai florist di Avisiou’s WO, tidak perlu aku menerima permintaan Pak Anton. Aku hanya handle soal bunga. Lagipula di tempat Wedding organizer itu ada Avi juga, dia bisa handle semuanya dari tema, dresscode,  undangan, makanan, dan set bahkan lighting. Wajar jika  akhir akhir ini Avi kewalahan dengan hidupnya di organisasi.

 

Hari bahagia saat Pak Anton menikah berbarengan tepat satu bulan anak dari Kakak Tania lahir, berbahagia pula Avi dan Doni yang kini menjadi saudara tiri, tidak lagi sepasang kekasih yang saling menjaga hati. Ibunda Avi dipersunting oleh Pak Anton. Semua berawal dari kelas tambahan yang diadakan Pak Anton di tempat bimbelnya. Berawal dari Avi yang memulai bisnis WO bersamaku sekitar 3 bulan lalu. Kesibukannya membuat waktu kuliah paginya harus diganti malam hari dengan dosen dosen lain di tempat bimbel milik Pak Anton. Kadang, aku juga belajar disitu. Tentu Ibunda Avi dan Pak Anton sering bertemu. Seperti itulah yang sebenarnya terjadi.

 

Selamat tinggal teman lamaku. Aku putuskan menjauh. Setelah kuutarakan sudut pandang ini, keputusanku memang benar bukan? Setelah mendengarkan Diza, aku tidak seketika menjawabnya dengan kata iya, sebenarnya tidak perlu juga merespon apa yang dia katakan. Apakah harus kita merespon orang lain yang belum tentu tahu keadaan? Toh yang sebenarnya terjadi itu akan menampik apa yang sekadar ‘katanya’. Jika orang orang bilang aku terlalu memilih-milih teman. Iya, benar. Aku butuh kenyamanan.  Terlebih lagi yang sudah dekat tapi tidak mau menerima pendapat, atau yang memberikan kesan negatif, bahkan racun dan naif.

 

Aku akan buatkan petik baru…

 

“Jika merasa tidak nyaman, siapa lagi yang bisa kamu harapkan selain dirimu sendiri? Kamu bisa tutup mata jika tidak ingin melihat hal yang membuatmu tidak nyaman. Kamu bisa tutup telinga jika tidak ingin mendengar apa yang seharusnya tidak didengar. Kamu bisa tutup mulut dan membuktikan, jika kamu tidak ingin kecewa karena pendapatmu tidak diterima. Ingat bahwa banyak orang diluar sana yang masih bisa menghargai keputusanmu. Rasa nyamanmu bisa kamu dapatkan sendiri. Pilih. Karena pilihanmu berharga untuk hidupmu sendiri.”

 

Laki-laki, teman lamaku. Bahasanya tertata seperti orang yang sering membaca isu politik, jadi cerdas menganalisa.  Tapi sayangnya pengetahuannya itu ditutup dengan hal-hal yang lain, termasuk asumsi. Seolah ada artikel gosip yang selalu terlintas di pikirannya. Aku sangat tidak peduli bagaimana orang lain menilai. Karena sejak hal ini terjadi, aku sudah menjauh dari Diza sebagai keputusan tepatku.

 

 "Jika kamu berpikir bahwa orang yang pandai beropini adalah orang yang tepat untuk dijadikan teman, itu keputusanmu. Jika kamu berpikir bahwa orang yang pandai memilah ucapannya adalah orang yang tepat untuk dijadikan teman, itu keputusanmu. Kata siapa tidak boleh pilih-pilih dalam pertemanan? Yang ada, tidak boleh pilih-pilih dalam melakukan kebaikan. Tapi kembali lagi, semuanya itu keputusanmu"

JUDULNYA APAAN YAK ☺



    Katanya cewe cowo ngga bisa sahabatan, katanya persahabatan antara cewe cowo pasti salah satunya akan melibatkan perasaan. Benarkah? Ya itulah yang dikatakan orang-orang ketika melihat seorang wanita dan lelaki berteman, namun aku tidak pernah mempercayainya. Karena menurutku jika memang berteman, ngga mungkin ada perasaan kan?. 

    Pertemanan ini berjalan lancar, kami berteman selayaknya orang yang lain. Main, belajar, kuliner dll kita lakukan bersama. Tentu bersama teman kami yang lain pula. Pada jam pelajaran BK, Rrizky di panggil untuk maju ke depan kelas. “Ingin melanjutkan kemana, Rizky?” tanya Pak Dar guru BK ku. Ya kami memang siswa tingkat akhir di sebuah SMA di Surabaya. “Ingin melanjutkan ke Hukum UI pak”. Kata Rizky. Aku dan Rizky memang bercita-cita untuk melanjutkan studi lintas jurusan, kami jurusan IPA yang akan kuliah di jurusan IPS. Teman-teman kami yang lain, beristiqomah untuk melanjutkan cita-cita mereka di bidang teknologi dan sains, berbeda dengan kita. Oleh karena itu kami memutuskan untuk mengambil bimbel yang berbeda dari teman-teman kami.

    Aku dan Rizky telah berteman 12 tahun lamanya, tepat di TK dekat alun-alun Surabaya tempat pertama kali kita dipertemukan. Karena lamanya kami berteman, banyak yang mengira hubungan kami lebih dari teman, padahal mah kita biasa-biasa ajaa. Sampai suatu hari ada sesuatu yang berbeda di dalam hatiku, entah rasa dari mana yang membuat jantungku berdegup kencang ketika sedang bersama Rizky. “rasa yang aneh”, kataku dalam hati. Memang tak biasa-biasanya aku merasakan demikian. 

    Rizky memang orang yang baik, perhatian, tapi jail untuk ke aku. Kami sering bertukar cerita, saling mengeluhkan diri sendiri, saling berbagi makanan (lebih tepatnya aku yg selalu dipalak hmm). “Ayo kita masuk UI, ca”. kata Rizky. Aku pun menganggukan kepalaku tanda setuju. Lalu kami pun rajin unutk belajar, saling mengajari satu sama lain. Tiba saat hari itu, hujan deras mengguyur tempat bimbelku. “Ayo pulang, aku anter. Cepet ini pake jas hujannya ya maniss”, kata Rizky yang membuat hatiku melompat-lompat. Ingin rasanya teriak tapi takut dikira orang gila. Bukan sekali dua kali Rizky begitu, namun yang ini rasanya lain. Aku selalu menanti waktu untuk bisa bareng sama Rizky, dan disaat itu aku bahagia. 

    “ca, ca. ini ada info SBMPTN sebentar lagi cuy. Yok belajar, semangat!”, chat Rizky setelah sampai rumah. “Waa iya nih, harus lebih ngebut.” Kataku membalas pesannya di WhatsApp. Aku senang sekali selalu menjadi orang yang ia kirimkan semangat. Jujur perasaanku berubah, semakin mendekati hari kelulusan. Semakin aku tidak ingin berpisah dengan Rizky, ya meskipun kita memiliki tujuan yang sama. Tapi jika Tuhan berkehendak, bisa saja kam berpisah.

    Aku orang yang sangat menentang stigma orang yang mengatakan bahwa persahabatan cewe cowo tidak akan murni. Dan apakah ini namanya senjata makan tuan?. Entahlah aku tidak tahu, tapi jika boleh jujur, aku sepertinya memiliki perasaan kepada Rizky. Seperti biasa sepulang sekolah Rizky mengajakku untuk belajar di perpustakaan kota. Tempat favorit kita untuk belajar karena tempatnya nyaman. “ca, kalo kita pisah gimana ya ca? mana sanggup aku jauh sama kamu”. Kata Rizky yang membuat mata ini tiba-tiba mengeluarkan air sedikit. “Ya ga gimana-gimana lah ky, kan memang semua akan berpisah jika memang waktunya. Toh  zaman sekarang sudah canggih. Bisa video call tiap hari tauu.” Kataku membalas perkataan Rizky. “ ya bener si ca, tapi kan rasanya lain. Yang biasanya aku jailin kamu, masa nanti jailinnya virtual?” katanya. “ya gapapa dongg, aku seneng lah kita bisa jauh, bosen kali aku sama kamu. Bayangin 12 tahun kamu ngerecokin aku.” Kataku sambil menyelingi humor, padahal mah aslinya ga rela banget buat pisah. Ga siaaappp. “ idih yaudah”. Kata Rizky yang menggerutu sendiri. Lucu sekali dia, kadang jail, kadang baik banget, kadang membuat aku berfikir. Apakah dia memiliki perasaan yang sama, apakah perilakunya selama ini karena dia malu untuk mengungkapkan perasaannya padaku. 

    Witing tresno jalaran soko kulino kata-kata itu yang tepat menggambarkan keadaanku sekarang. Aku terbiasanya dengan hadirnya Rizky dihidupku. Ngga pernah sekalipun dia membuat aku menangis, selalu saja dia membuat aku bahagia. Tertawa riang dengan guyonannya yang receh, membuat tertawa dengan kelakuannya yang ga jelas. Ah sial, semakin berat buat pisah. Dan waktu pun terus berjalan, tak terasa sebentar lagi kami melaksanakan ujian nasional untuk menentukan kelulusan. Semua siswa sibuk untuk belajar, sama juga aku dan Rizky. Kami belajar di balkon sekolah, mencari tempat yang hening adalah hobi kami untuk belajar. Teng teng teng… bel sekolah berbunyi tanda waktu ujian akan segera dimulai. Semua siswa memasuki ruangan masing-masing. “semangat jelek.” Kata Rizky kepadaku. “semangat juga yeee.” Balasku kpadanyaa. Dan kami pun masuk keruangan yang berbeda. 

    Ujian Nasional pun selesai, dan semua siswa kelas 12 mempersiapkan dirinya untuk mengikuti perpisahan sekolah. Perpisahan dilakukan bersama dengan orang tua murid. Dan pasti Rizky membawa ibunya untuk dating, begitu juga dengan aku. Setelah selesai acara perpisahan itu, kami berfoto satu kelas. Dan tak lupa kami foto berdua. “hey, ayo cepetan napa ky.” Kataku pada rizky menahan panasnya matahari siang itu. “iya bawel bentar”. Kata Rizky yang habis dari kamar mandi. “1, 2, 3, (cekrekk) “. Kata Doni yang memfoto kita berdua. “ langgeng langgeng ye berdua”. Kata doni yang membuatku deg-deg an. “apaan si, orang kita temenan doing wlee”. Jawab Rizky yang membuatku sedikiti kecewa. Pertanyaan demi pertanyaan bersarang dikepalaku. Apa benar kami hanya berteman, dengan segala hal yang telah kita lalui. 

    Tepat sehari setelah perpisahan sekolah, Rizky mengajakku untuk pergi ke tempat biasa. Tempat dimana kita mengeluarkan uneg-uneg yang telah kita rasakan selama bertempur dengan soal-soal ujian. Tempat itu terasa beda, pun juga hatiku. Aku berniat untuk mengutarakan semua apa yang aku rasakan kepada Rizky, ya aku tau memang ini adalah hal yang berat. Pertemanan kami dipertaruhkan, tapi aku Cuma butuh kepastian. Perasaan ini telah merebut banyak dari diri ku termasuk waktu. Aku sibuk memikirkan perasaanku pada Rizky, apakah berbalas atau hanya bertepuk sebelah tangan. “eh ca liat, udah lama disini hawanya ngga sedingin ini. Kenapa ya caa?”. Tanya rizky, cuaca hari itu seakan – akan mendukung apa yang akan aku lakukan. “iya I kyy, dingin banget”. Kata ku. “mau pake jaket ca?”. kata risky menawarkan jaketnya. “engga ky, buat kamu aja.” Aku menolak tawarannya. Dan waktu itu pun tiba. “ky, ada yang pengen aku omongin.” Kata ku memulai pembicaraan. “apa tuh?”. Tanyanya. “mmmm ky, kamu tau kan aku orang yang menentang adanya perasaan diantara pertemanan cewe cowo? Kamu tau hal itu kan? “. Tanya ku pada Rizky. “mmm iya tau, kenapa emang ca?”. tanyanya. “kayaknya aku kemakan sama omongan sendiri deh ky. Aku yang menentang tapi aku yang merasakan. Aku kalah ky sama pertemanan ini, sikapmu ke aku dan caramu memperlakukan aku yang bikin aku kalah. Aku boong ky aku bosen sama kamu. Aku ga pengan pisah dari kamu ky. I have crush on you ky. Aku udah siap menerima konsekuensi dari apa yang aku lakukan ini ky. Aku siap buat denger jawaban kamu, aku Cuma pengen kepastian. Aku pengen hatiku lega, dan aku juga siap kalo kamu menjauh atau pun canggung, aku juga udah siap kalo kita bakal jauhan.” Kataku menyampaikan semua perasaanku pada rizky. “caaa?”. Tanya Rizky dengan wajah bingung, sekaligus terlihat deg deg an. “udah jawab aja ky ngga papa aku siap kok.” Kataku padanya. “ caa, jujur. Sebenarnya aku juga nyaman sama kamu, aku seneng kalo kamu ada di deketku. Tapi rasa nyaman itu hanya sebatas temen aja. Dan katamu kita ga mungkin saling suka, ya aku pikir itu memang benar. Makanya aku selalu menjaga perasaanku agar tidak jatuh. Dan rasa itu hanya sebatas teman caa. Maaf”. Kata Rizky yang membuat hatiku sakit. “iyap, gitu dong ky jujur, kalo gini kan aku tau jawabannya dan aku bisa pelan-pelan ikhlasin perasaan ini. Terimakasi Rizky, sudah cukup jawabanmu. Cuma itu yang pengen aku denger. Inget yak ky jangan anggap perasaanku tadi ada. Anggep aja kaya biasannya.” Kataku sambil menahan sesak. 

    Sejak saat itu Rizky canggung dengan Caca, mereka berjauhan. Ingin sapapun tak ada keberanian diantara keduanya. Dan tiba hari kelulusan, dimana semua murid dinyatakan lulus dari SMA itu. Tak ada ucapan selamat ataupun selamat tinggal diantara keduanya. Rizky dan Caca kembali menjadi asing, pertemanan mereka seolah tidak ada artinya.


Sekiaaannnnn…


HUAAAA AKU YANG BIKIN CERITA AKU YANG BAPERRRR. OTTOKEEEEEE :”(((((

MAAPKAN YAK CERITANYA AGA BUCIN ☹ SEMOGA SUKAAA ☹ 


Rumah Kedua


 

Oleh: IMMawati Sekar Aprilia Imaniar

Selama pandemi ini aku lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Kegiatanku selama dirumah yaitu kuliah online, memasak , membaca buku,menonton tv, main hp, menulis buku, membuat puisi, beres-beres rumah, main dengan kucing ,dll. Namun ,seiring berjalannya waktu aku lama kelamaan merasa jenuh berada di dalam rumah. Aku ingin suasana baru yang berbeda. Sempat terpikirkan untuk ke Solo, tapi aku masih ragu dikarenakan pandemi masih berlangsung dan aku khawatir untuk berpergian jauh. Hingga suatu hari Epik chat aku di WhatsApp.

“Ayo mingdep presentasi bareng, di kos teteh”, tulis Epik.

“Ya kan emang presentasi”, balasku.

“Menghindari sinyal jelek dan miskom”, ucap Epik.

“Lha aku ke Solo?”, tanyaku

“Iya, menghindari miskom”, jawab Epik.

Akhirnya setelah kupikir sepertinya aku memang harus ke Solo. Dengan mempertimbangkan berbagai hal terutama izin dari orangtua. Alhamdulillah orangtua setuju jika aku sementara waktu berada di Solo. Aku pun memesan tiket kereta secara online dan mendapatkan jadwal yang ku mau.

Aku berangkat dari Kebumen pagi hari , supaya sampai Solo sebelum duhur karena setelah duhur aku masih ada mata kuliah. 

“Sudah dipersiapkan semua barang yang mau dibawa?”, tanya Papah saat aku hendak berangkat.

“ Sudah Pah”, jawabku.

“Tidak ada barang yang tertinggal ya?”, tanya Papah lagi.

“Insya Allah nggak Pah” jawabku.

Lalu, aku pun berpamitan dan bersalaman dengan Papah sebelum berangkat. Perjalanan dari Kebumen - Solo membutuhkan waktu ±4 jam. Selama diperjalanan aku menikmati pemandanagan yang sudah lama tidak ku lihat. Maklum terakhir ke Solo sudah cukup lama, beberapa bulan yang lalu. Biasanya saat diperjalanan dalam kereta aku tertidur, kareana suasananya sepi dan dingin sehingga nyaman untuk tidur hehe. Walaupun begitu aku tidak pernah tertidur hingga kelewatan stasiun dimana harusnya aku berhenti. Sekitar ± pukul 10.00 WIB aku sampai di Solo. Alhamdulillah..

Sesampainya di Solo, Epik mengabari jika ia mau jemput aku di stasiun. Ya sudah aku menunggu Epik di Stasiun Purwosari. Epik datang menjemput cukup lama, sambal menunggu Epik aku mampir ke Alfamart untuk membeli minum saat aku hendak keluar ada yang menelpon ternyata Epik sudah sampai. Aku dan Epik saling  berhadapan dari kejauhan sambal telfonan. Kalau dipikir seperti adegan di sinetron haha..

Karena masih ada pembangunan jalan flyover di dekat Stasiun Purwosari, jadi jalannya dialihkan sehingga agak sedikit lama perjalanan dari Stasiun ke kampus. Karena Epik ada  keperluan jadi sebelum ke kos mampir terlebih dahulu ke kampus. Perjalanan tambah lama karena aku dan Epik bingung lewat jalan yang dialihkan karena kalo mau ke stasiun Purwosari biasanya enggak lewat jalan ini. Yang biasanya cuma 15 menit karena bingung jadi hamper 30 menit.

“Sebentar lagi ada jam kuliah lho , tapi belum nyampe juga” , ucapku sambal ketawa.

“ Kuliah on the road kita  ,Mak” , jawab Epik.

“Kalo kamu gojek aku kasih kamu bintang satu ya, abis muter muter ga jelas gini’’ balasku bercanda.

Akhirnya sampai kampus juga. kampus terasa sepi karena tidak banyak mahasiswa yang datang ke kampus, namun gerbang kampus terbuka.

“Akhirnya aku di kampus juga, udah lama baget nggak kesini”, ucapku sambil menghembuskan nafas.

Aku menelusuri lorong kampus psikologi, sunyi. Di ujung lorong terlihat beberapa orang sedang duduk di bangku lorong. Tampak tak asing mereka bagiku. Ya memang merka taka sing buat ku karena mereka teman-teman di IMM , yaitu Ila, Mas Dite, Mas Alfan. Sudah lama tidak bertemu mereka. Waktu sudah mendekati jam kuliah aku dan Epik yang satu kelas akhirnya memutuskan untuk kuliah di komisariat.

Saat berada di solo banyak hal yang dapat kulakukan yang tidak bisa aku lakukan saat berada di Kebumen. Banyak kegiatan dan pengalaman baru yang aku dapat selama disini seperti mengikuti Upgrading IMM,raker, pelantikan, rapat, pergi ke Desa Jayan, bertemu teman-teman, main, kuliah online. Di Solo aku sesperti menemukan rumah kedua , ya tempat dimana setiap aku berpulang selau ada orang-orang yang menanti kehadiranku  


Kamis, Maret 11, 2021

KILAS BALIK SEBUAH TITIK


 

Aku bukan orang yang pandai merangkai kata. Namun, aku ingin berbagi sedikit kisah. Ini kisahku, kisah ini dimulai dari sebuah luka yang pernah ku alami.

"Kenapa nangis sih?" tanyaku pada cermin yang sudah berapa kali ku datangi. Lalu tertawa, kemudian menangis lagi.

"Ah, capek ya? Padahal biasanya juga dunia lebih sesakkan ini kamu biasa aja kan. Terus, sekarang kenapa? "Tanyaku lagi pada cermin. Padahal aku tahu benda pipih itu tidak akan menjawab, Ia hanya akan mendengarkan bualan yang keluar dari mulut ini.

Rasanya benar-benar berat, semuanya menyakitkan. Sungguh, aku ingin menyerah. Luka hati dan emosi yang tiada kata akhir, buat hidup lebih pedih.

Dret!

Sebuah notifikasi kiriman pesan singkat dari seseorang yang mungkin bisa dibilang pemberi peluk terbaik. Kita sedang jauh, tapi hangatnya bisa aku rasakan di malam itu.

“Aku nggak tahu kamu kenapa tiba-tiba hilang begini. Tapi, aku yakin kamu bakal baca pesanku."

Ku kira dia hanya mengirimkan pesan itu ternyata masih ada pesan-pesan selanjutnya.

“Jangan stres terus nanti bikin otak kecil. Terluka boleh, bego jangan. Dan lagi, jangan dipaksain ya, istirahat juga perlu! "Aku terkekeh, membayangkan setiap detail ekspresi si pengirim pesan.

Dret!

“Kamu boleh merasa hancur, tapi cuma hari ini. Besok harus bangun pondasi lagi, yang lebih kuat terus yang lebih kokoh juga. Aku ada buat kamu dan siap jadi pendengarmu. Nanti kalau kita udah bisa ketemu, kamu bebas pelukin aku, hehehe. Selamat malam!" 

Aku tersenyum mendekap benda elektronik pipih berwarna hitam itu erat-erat. Kemudian mengetikan balasan singkat, “Hehehe, iya nanti wait aku. Aku culik kamu seharian kita muter-muter. Tunggu ya, makasih. ”

Setelahnya, aku hanya termenung ku peluk dan kuajak bicara diriku 

"Ternyata masih ada kamu alasan aku tetep bertahan. Bukan hanya kamu, tapi juga orang-orang yang menyayangiku. Aku terlalu terpuruk dalam keadaan sampai aku tak melihat banyak sekali orang yang menyayangiku. ”

Kemudian, semua menjadi gelap. Aku putuskan untuk terpejam, berharap dengan mengistirahatkan raga yang lelah segera menumbuhkan sayap yang terus-menerus patah.

Mungkin kamu juga pernah, sudah atau akan berada di titik tersebut. Titik dimana berada kamu belajar hingga kini menjadi dirimu yang sekarang. Kau tahu selain seseorang disana apa yang ku lakukan untuk setidaknya sembuh dari luka. Aku selalu berkata pada diriku seperti ini “Sebentar lagi, ya sebentar lagi. Segala jerih payah dan kepenatan akan terbayar. Anggaplah kesulitan itu sebagai anugerah, anugerah yang tak semua orang dapat menerimanya, yang akansegera terbang ke langit kedewasaan. Tetaplah melangkah dan tersenyum, sebab itu juga yang akan menjadi penguatmu. Berilah jeda, jika dirasa itu sudah melebihi kapasitasmu. Menepilah berangkat dan pulanglah saat kamu sudah baik-baik saja karena ada banyak orang tersayang yang menunggumu. Setelah kesulitan aka nada cinta. Janji-Nya itu pasti, selangkah lagi, kami bisa menarik nafas lega. ”

BY : SYAFIRA R 

Senin, Maret 08, 2021

Ngelantur Story#1: Semakin diikuti, semakin “Mumeti”



Ada sebuah cerita tentang seorang pemuda yang datang dengan polosnya ke suatu tempat nan jauh disana, lalu datanglah  seseorang berkata kepadanya dengan tawaran-tawaran menarik yang cukup untuk menggiurkan hati kecilnya itu. Setelah itu, pemuda tersebut berpikir untuk ikut dengan orang tersebut. Lambat laun ketika pemuda tersebut mulai merasuk semakin dalam dengan tempat itu, yang semula hanya ingin ia gunakan sebagai “singgah” saja, perlahan menemui kejelasan yang nyata bahwa ia harus menerima takdirnya untuk berada disana, menjadi bagian dari ribuan insan-insan para pencari ideologi-ideologi baru di tempat itu. Namun ada hal yang sempat mengganggu pikirannya ketika ia harus dihadapkan sebagai pemimpin sebuah kelompok kecil, namun disaat yang sama juga ia sedang mengalami duka yang berpotensi “deres neng pipi” dimana ia harus kehilangan salah satu keluarga yang ia sayangi. Karena pemuda itu terlalu suka mengambil resiko dan tidak berpikir dua kali, ia meng ”iya” kan saja tawaran dari orang-orang asing tersebut yang bahkan belum ia kenali di tempat itu, walaupun ia terlihat jelas tidak memiliki kemampuan disana. Singkat cerita pemuda itu lalu membeli es teh, dan es teh nya enak sekali. Tak disangka-sangka Es teh yang ia minum tersebut adalah es teh fenomenal dikalangan tempat kecilnya itu. Tiba-tiba ia memiliki kekuatan tambahan untuk melancarkan serangan kepada para pesaing beratnya.

 Ia teringat akan perkataan seorang seniornya dulu sebelum masuk ke tempat itu “Pengalaman adalah guru yang terbaik, karena tidak pernah memberi tugas rumah (PR) ” :V, seketika ia hatinya tertawa dan kembali cerah pada saat itu. 

Pola waktu terus melaju sudah ia lalui lalu bertemulah pada sebuah pelajaran yang berarti bahwa seseorang yang pernah ia kagumi pun ternyata diam-diam sudah meliberalkan diri. Siapa sangka ia yang dulu  damba-damba dalam ruang kecil miliknya ternyata perlahan-lahan sudah memiliki penghuni baru yang tak ia sangka-angka sudah lama sudah memesan ruang kecil itu. Hal yang sering terjadi di kalangan pemuda ketika ia mengharapkan sesuatu pasti ia belum tentu bisa mendapatkannya. Begitu juga dengan pemuda itu, lagi-lagi ia harus pupus dalam babak pengharapan kepada sesuatu. Seketika ia ingin melakukan serangan balik kepada hal yang ia alami tersebut dengan berusaha untuk melakukan serangan balasan dengan melancarkan tendangan milik Hyuuga Neji yang kemudian dilanjutkan oleh Kageyama dan diselesaikan oleh Zorro. Kombinasi yang baik ditunjukkan kedua belah pihak dimana Naruto dengan serangan baja hitam miliknya berhasil menghempaskan es teh yang sangat fenomenal di jagat raya kecil itu. Sasuke yang mulai lengah dikejutkan oleh serangan Momoshiki yang membuatnya harus kehilangan mata kirinya. Begitulah nasib para pemuda Vrin da van tersebut.

Pemuda pejuang es teh itu semakin mantap untuk melancarkan propaganda “Drink Equality” :V,  ketika ia harus dihadapkan kenyataan pahit lagi bahwa ia memliki musuh besar para penganut paham “Kopi”-isme. Lalu ia memliki teman seperjuangannya yang bernama Genjieeeh untuk membantunya menghancurkan penganut ideologi Kopiisme itu. Singkat cerita ia dibantu oleh Neji, Kageyama, dan Zorro untuk melancarkan Kamehameha kepada penganut Kopiisme dan ia berhasil menegakkan keadilan minuman. Ia bekerja sama dengan penganut ideologi lain untuk bisa menumbangkan paham Kopiisme. Ia berkolaborasi dengan penganut Banyu Putih, BearBrenNagaPutih, dan Sego goreng. 

Setelah kekalahan Kopiisme di tempat kecil itu, para penganut Ideologi itu tidak tinggal diam setelah mengalami kejadian memalukan tersebut. Mereka mulai menyusun kembali kekuatan mereka secara bertahap. Apa yang akan terjadi selanjutnya ? Akankah Para penganut Kopiisme dapat mengambil kembali tahta mereka ? Yo mbuh, lha critone rung digae lanjutanne og.  (To be Continued ) 


Sekian dan Terima Kasih Semoga terhibur :’V



Bagaimana Selama Pandemik Covid-19 ini?


Pandemik covid-19 ini sudah berlangsung kurang lebih selama 12 bulan, terhitung sejak sekitar awal bulan Maret 2020, dimana saat itu kasus pertama di Depok, Jakarta, pada dua warganya yang dinyatakan positif covid-19. Lalu, beberapa saat kemudian pada pertengahan Maret 2020 muncul berita yang cukup menghebohkan, yakni adanya pasien positif covid-19 yang meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Moewardi Solo, Jawa Tengah. Hingga pada akhirnya berita itupun juga membuat beberapa kampus terpaksa meliburkan kegiatan perkuliahan untuk sementara, tak terkecuali dalam hal ini Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Yang pada awalnya, saat itu kampus hanya meliburkan kegiatan perkuliahan selama 14 hari yang diedarkan melalui surat edaran online. Dikarenakan surat edaran tersebut banyak mahasiswa yang akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah, namun tak sedikit juga yang memilih untuk tetap stay di Solo, menunggu selama 14 hari sampai kampus kembali melaksanakan kegiatan perkuliahan.  Namun, perlahan berita covid-19 ini mulai menyebar di beberapa daerah di Indonesia, dan menyebabkan kenaikan yang signifikan pasien positif covid-19, bahkan tak jarang  pasien positif covid-19 dinyatakan meninggal dunia. Dikarenakan berita covid-19 yang sangat cepat dan merata disemua daerah di Indonesia serta kenaikan yang sangat cepat pasien positif covid-19, beberapa kampus menambah masa libur perkuliahan dan dialihkan dengan system daring atau e-learning dengan batas waktu yang tidak ditentukan, guna menekan kenaikan angka pasien positif covid-19 dan pasien yang meninggal diakibatkan covid-19.

 Sistem pembelajaranpun dialihkan dengan daring atau e-learning dengan menggunakan berbagai platform yang tersedia, seperti whatsapp, google classroom, google meet, zoom, dan platform lainnya. Sistem pembelajaran dengan daring sendiri membawa banyak perasaan dan cerita yang beragam. Seperti system pembelajaran daring jika dilihat dan dilakukan memang lebih efisien dan gampang, karena mahasiswa dan dosen cukup stay di depan laptop atau handphone  dan bahkan bisa untuk ditinggal-tinggal. Hal ini tentunya cocok untuk mereka yang menjalankan dua atau lebih kegiatan dalam waktu yang bersamaan. Namun, system pembelajaran daring tentunya juga membawa beberapa kendala, seperti tak semua orang memiliki laptop dan tinggal ditempat dengan sinyal yang memadai, sementara pembelajaran dengan system daring tentunya sangat memerlukan keberadaan sinyal yang mendukung. Serta, pastinya pembelajaran dengan system daring tentunya juga menurunkan tingkat konsentrasi dan kefokusan saat pemberian atau penyampaian materi oleh dosen dikarenakan kondisi yang tidak mendukung untuk belajar, seperti munculnya notif  dari aplikasi lain (misalnya instagram, chat whatsapp, dan lain lain) saat pembelajaran berlangsung dan adanya rasa ‘nyaman dirumah’ yang akhirnya menyebabkan cepat mengantuk, ditinggal kegiatan lain dan sebagainya. Yang mana hal itu tentunya berdampak juga pada menurunnya pemahaman dan penguasaan mahasiswa terhadap materi-materi perkuliahan. Sistem pembelajaran daring memang mengharuskan mahasiswanya untuk berperan lebih aktif dan mandiri, sebab dosen tidak bisa mengawasi dan mendampingi secara langsung, sehingga mahasiswa harus memiliki kesadaran dan tanggung jawab terhadap dirinya sendiri. 

Selama pandemic covid-19 tak jarang banyak orang yang mengisinya dengan melakukan hobi masing-masing yang bisa dilakukan di rumah,  dikarenakan hampir seluruh waktu bahkan keseluruhannya dilakukan dirumah. Dan hal itupun dilakukan untuk mengurangi stress selama work form home (WFH) berlangsung di masa pandemic covid-19 ini. Salah satu contoh hobinya ialah dengan memelihara dan merawat hewan peliharaan, seperti ikan, kucing dan lain sebagainya. Memelihara kucing contohnya, menurut beberapa penelitian dipercaya dapat meningkatkan hormon serotonin, oksitosin, dan dopamin dalam tubuh serta memelihara kucing merupakan aktivitas yang menyenangkan. Karena tanpa disadari kucing itu dapat menyerap energy negatif yang ada pada diri seseorang, dan kucing menyimpannya dalam bentuk lemak di tubuhnya dan membuangnya saat mereka tidur. Serta berbicara dengan kucing dapat melatih mereka yang introvert atau takut untuk berbicara di depan umum menjadi lebih percaya diri. Juga dengan menyayangi kucing dapat menumbuhkan dan meningkatkan rasa empati dan sayang kita pada orang lain. Sehingga patut untuk diterapkan, karena banyak benefit yang didapat dan diarasakan. Terakhir, sebagaimana harapan semua orang,  semoga pandemic ini segera berakhir agar tak banyak lagi orang merasa takut dan stress dan agar dapat melakukan aktivitas seperti sediakala.

 Oleh : Rania Tazkiya Rosyida 

Senin, Maret 01, 2021

ONCE UPON A TIME

 


Selasa, 2 Februari 2021

Hari ini aku memutuskan untuk mulai menulis keseharianku. Aku berharap dengan hal ini aku dapat mengenang dan juga belajar dari kesalahanku.

Tahun ini dimulai dengan harapan yang luar biasa besar dari seluruh manusia di dunia agar dunia menjadi lebih baik atau paling tidak kembali pada kondisi normal. Seperti yang kita semua tau bahwa dari tahun 2020 kemarin kita dihadapkan dengan banyak sekali cobaan, tahun sebelumnya juga banyak namun di tahun 2020 kita memiliki tantangan yang berbeda dan pastinya baru bagi hampir semua orang. Pandemi covid yang menyebar hampir ke seluruh dunia membuat semua aktifitas kehidupan berheti seketika selama beberapa saat. Segala kegiatan yang menjadi rutinitas terpaksa dihentikan untuk memutus peredaran virus. Semua manusia dipaksa mundur, masuk kedalam rumah masing-masing, rencana yang luar biasa harus dibatalkan, agenda yang disusun lama harus ditunda, banyak kekecewaan yang dialami di tahun 2020. Karena pedihnya tahun lalu membuat semua orang berharap bahwa pada tahun yang baru ini juga membawa harapan baru bahwa keadaan akan menjadi lebih baik, namun itu hanya angan. Di negriku sendiri, bulan januari menjadi bulan yang penuh duka, bencana alam dan non alami yang beruntun menimpa negriku membuat duka semakin terpancar, belum usai musibah yang satu sudah ditimpa musibah yang lain, belum bangkit sepenuhnya sudah di juatuhkan lagi. Mungkin ini juga sebagai teguran pada kami bahwa banyak kesalahan yang telah kami lakukan, baik orang tinggi maupun rendah, yang diatas maupun dibawah, yang memerintah dan diperintah.

Namun dengan banyaknya kemalangan yang datang juga membuka kesempatan bagi banyak orang untuk mencoba hal baru, contohnya pada ku yang mulai menulis, walaupun harus menunggu banyak waktu untuk memulainya . Iya, dengan adanya pandemi ini aku jadi memiliki waktu lebih untuk menulis. 

Hari ini aku menemukan sebuah cerita yang cukup membuatku terdiam, cerita ini datang dari orang terdekatku, cerita yang mungkin cukup umum juga namun tetap tidak dapat dimaklumi. Dia adalah seorang gadis yang cukup aktif namun juga sensitif, berada diasrama membuat dia kurang mengenal dunia luar dan juga internet. Selama dirumah ia diberi kebebasan mengakses internet karena pembelajarannya, namun karena sifat dasar remaja yang penuh rasa ingin tahu membuat dia terkadang bertindak ceroboh. Dia menemukan teman baru melalui internet dan bergabung dengan grup yang nggak jelas. Ceritanya dimulai saat dia iseng mengunggah foto dirinya di story whatsapp sehingga orang lain dapat melihatnya. Temannya dalam grup tadi mereplay storynya dengan menanyakan hal yang kurang pantas, dia yang menganggap pertanyaan itu biasa pun hanya menjawab seadanya, namun temannya itu tampak terlalu berlebihan dalam menanggapi sehingga menghina dengan kata-kata yang sangat tidak sopan, ditambah temannya membagikan capture storynya di grup itu dan menghinanya bersama teman yang lain, ini termasuk cyber bullying bukan?. Dia yang terlanjur emosi dengan cerobohnya membuat story kata-kata yang juga kurang pantas karena kesal, karena hal itu akhirnya dia mendapat hukuman dari ayahnya. Aku yang sebelumnya nggak tau tentang cerita dibaliknya menanyakan kepada dia alasannya membuat story tersebut, setelah dia cerita akhirnya aku mengerti kenapa dia nampak sangat emosi, siapa yang dapat bersabar jika mengalami perundungan. Setelah itu aku coba memberi sedikit nasihat kepadanya dan menyarankan untuk keluar saja dan memblokir temannya itu karena menurutku itu bukan hubungan yang baik dan cenderung toxic, mereka bahkan tidak saling kenal secara langsung.

Ya, dari situ aku belajar bahwa terkadang apa yang kita lakukan menurut kita bukan suatu hal yang salah, namun kita nggak tau apa yang dialami oleh orang lain karena perbuatan kita. Perundungan bukan hal yang baik, mau itu secara langsung ataupun tidak langsung, dan nggak pantas pelaku perundungan di bela. Mengingat kembali bahwa kita harus berhati-hati dengan apa yang kita perbuat. Harus berhati-hati dalam bergaul dan memilih lingkungan pertemanan, memfilter perkataan dan tidak melakukan tindakan saat marah sehingga menyebabkan kita bertindah bodoh. 


Hari - hariku…

 



Sebagai anak rantau, saya sudah sangat jarang berada di rumah bersama keluarga. Mulai dari saya SMP sampai dengan saya kuliah saat ini, saya sudah harus pergi meninggalkan kota kelahiran saya untuk melanjutkan pendidikan saya. Komunikasi yang bisa saya lakukan saat itu hanya bisa melalui telephone saja atau sesekali video call. Itupun lumayan jarang, dikarenakan juga orang tua saya sibuk dan saya juga terkadang takut mengganggu jika saya memulai dulu untuk menelphone, dan biasannya saya lebih memilih memberikan pesan saja pada orang tua saya. Namun orang tua saya selalu menyempatkan waktunya untuk menelphone saya, biasnnya dihari mereka libur. 

Dengan adannya wabah ini, yang menharuskan kita untuk selalu berada di rumah dan melakukan segala kegiatan dari rumah menurut saya ada hikmah yang dapat saya ambil. Dengan ini saya lebih banyak menghabiskan waktu saya dirumah dan pastinnya dengan keluarga saya. Awalnya rasa agak canggung, merasa aneh itu pasti ada, karena kita harus memulai kembali untuk mentaati peraturan - peraturan yang sudah berlaku di rumah. Semula terbiasa hidup sendiri, dan menyelesaikan kewajiban sendiri, namun sekarang saya harus berbagi dan menyelesaikan segala hal dengan anggota keluarga di rumah. Tanggung jawab saya yang semula diambil alih oleh orang lain selama saya tidak di rumah, sekarang tanggung jawab itu sudah kembali lagi kepada saya. Seperti pekerjaan rumah contohnya. Sebagai anak perempuan saya harus membantu ibu saya menyelesaikan pekerjaan rumah, seperti mencuci baju, menjemur, menyapu, mengepel lantai, memasak, dan kegiatan lainnya. Yah, hitung - hitung ini juga semua bermanfaat buat saya kedepannya, jika nanti saya sudah harus kembali merantau lagi, saya bisa lebih mandiri dari pada sebelumnya. Mungkin dengan ini harapan yang ibu saya inginkan adalah tetap memiliki kebiasaan hidup yang baik dan kemandirian yang sama seperti saat merantau meskipun saya dirumah. Jadi walaupun saya dirumah tidak seutuhnya saya bisa rebahan, bermalas - malasan, main - main, karena saya harus membantu ibu saya untuk menyelesaikan pekerjaan rumah. 

Terlepas dari itu semua saya juga mendapat tugas baru dari orang tua saya, yaitu membantu adik saya yang paling kecil untuk menyelesaikan tugas sekolahnya selama sekolah daring ini. Biasannya ketika saya sudah selesai kelas pada perkuliahan saya, saya pasti langsung membantu adik saya untuk mengerjakan tugasnya. Dikarenakan orang tua saya yang sangat sibuk maka biasannya sudah terlalu capek ketika harus mendampingi adik saya belajar untuk malam harinnya. Karena saya sekarang dirumah maka, sekarang tugas itu dialihkan pada saya. Saat ini adik saya masih kelas tiga SD jadi masih banyak membutuhkan bimbingan dalam menyelesaikan tugas - tugasnya. 

Yah semua itu bisa saya lakukan dengan senang hati tanpa merasa terbebani sedikit pun. Sudah tugas saya juga sebagai seorang kakak untuk melakukan hal tersebut. Banayak pengalama - pengalama baru yang bisa saya dapatkan selama saya berada di rumah. Dulu ketika saya masih duduk dibangku SMP maupun SMA ketika saya libur dan saya pulang kerumah saya sangat jarang sekali berada di dapur bahkan menyentuh barang - barang dapur pun sangat jarang sekali, dikarenakan dulu pasti kalo semisal saya ingin membentu mbak atau ibu saya di dapur saya dilarang. Tapi sekarang tidak, selama saya dirumah saya banyak belajar memasak bersama mbak dan ibu saya. Dulu ketika saya akan merantau saya belum sepenuhnya bisa memasak, ya saya hanya bisa memasak nasi saat itu dan memasak makana - makanan cepak saji. Namun selama saya dirumah saya banyak belajar memasak dengan mbak dan ibu saya. Dan saya mencoba untuk memberikan kepercayaan kepada mereka bahwa saya bisa. Dan yaa hasilnya benar ternayata saya bisa memasak, bisa tau bagaimana cara menggoreng yang benar, bagaimana cara memasak nasi yang benar, bagaimana cara membuat sayur, membuat kue dan masih banyak lagi. 

Ibu saya adalah orang yang sangat suka memasak dan membuat kue, atau cemilan - cemilan ringan. Banyak sekali resep - resep yang sudah ibu saya ajarkan pada saya selama saya dirumah. Biasannya ketika ibu saya libur kerja dan tidak banyak tugas yang harus beliau selesaikan saat itu, ibu saya pasti mengajak saya membuat sesuatu. Yah walaupun terkadang masih suka gagal, tapi seru dan menyenagkan rasannya. Dulu aku tidak tau bagaimana cara membuat ceriping pisang, bagaimana cara membuat donat, bagaimana cara memasak sayur sop, menggoreng ayam, dan masih banyak lagi hal - hal yang belum aku ketahui walaupun itu terlihat gampang. Namun sekarang semua itu sudah banyak yang saya ketahui dengan saya belajar memasak dengan ibu saya serta cara - cara yang sudah ibu saya ajarkan kepada saya. 

Selain memasak, selama dirumah ini ibu saya mengajarkan saya untuk berkebun. Karena ibu saya sangat menyukai aneka tanaman. Sangat banyak sekali tanaman yang beliau miliki di rumah. Saya anaknya tidak terlalu suka dengan hal - hal seperti itu, tetapi dengan melihat ibu saya yang suka berkebun, merawat tanaman - tanamannya, saya jadi merasa tertarik untuk mengikuti beliau. Jadi biasannya saya suka ikut ibu saya ketika mau membeli bunga atau mau mebeli perlengkapan - perlengkapan untuk berkebun lainnya. Dan biasannya ketika beliau mulai menanam tanaman baru saya juga ikut membantu beliau menanam. Biasannya saya membantu ibu saya dengan menyiram tanaman dan membersihkan daun daun jatuh yang berada disekitar taman itu. Selain bunga ada juga yang ditanam seperti pohon cabe, terong, bayam, pare, dan banyak lagi. Ada juga buah - buahan yang ditanam dikebun ibu saya, seprti pohon nagka, kelengkeng, mangga, buah naga, dan pisang. Nah dari sini saya merasakan, ternyata berkebun juga ngga kalah asiknya, walaupun harus kotor - kotoran, digigit nyamuk kan terkadang juga, tapi asik juga sih. 

Selama dirumah tidak hanya itu saja yang biasa saya lakukan. Terkadang saya ketika pagi hari setelah subuh, saya suka diajak ayah saya bersepedah pagi - pagi sebelum ayah saya bersiap siap untuk berangkat ke kantor. Terkadang juga saya suka bersepedah sendiri sore - sore atau biasannya jika adik saya yang pertama tidak sibuk dia suka mengajak saya bersepedah ketika hari libur. Yah bisa dibilang bersepeda adalah hobi baru saya. Sudah sangat lama sekali saya tidak bersepeda, setelah saya masuk SMP saya sudah jarang sekali main sepeda, karena dulu sewaktu saya SMP maupun SMA saya kemana - mana dengan berjalan kaki, diantar ustadzah atau naik angkutan umum ketika harus pergi jauh.

Yah begitulah kurang lebih cerita saya selama saya di rumah. Tetapi terlepas dari itu semua, saya akhirnya dapat menghabiskan waktu bersama keluarga lebih banyak lagi. Sesuatu yang tidak mungkin saya lakukan di perantauan. Memang bener ya bahwa harta yang paling berharga itu keluarga. Dengan ini saya semakin menghargai betapa berartinnya keluarga.


  Reconnect with Qur’an: Menyingkap Rahasia dibalik Angka 19 dalam Al-Quran   Al-Quran adalah mukjizat sekaligus kitab suci terakhir y...