Minggu, Juli 17, 2022

PERAN KADER IMM UNTUK MUHAMMADIYAH YANG BERKEMAJUAN

 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian dari Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi. Namun, istilah mahasiswa sendiri didefinisikan sebagai struktur yang memiliki beberapa peran penting, salah satunya adalah agen of change. Sebagai agen of change atau agen perubahan, mahasiswa dituntut memiliki kemampuan intelektual sehingga bisa menjadi kekuatan moral bangsa, dan mampu memepengaruhi perubahan sosial. 


Persyarikatan Muhammadiyah yang didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan, juga mempunyai sebuah organisasi yang anggotanya merupakan mahasiswa-mahasiswa Muhammadiyah, bernama Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yang merupakan salah satu bentuk ikatan mahasiswa yang juga memiliki peran strategis sebagai agen of change untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang baik. Sejak awal berdirinya pada tanggal 14 Maret 1964 Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dalam setiap gerakannya selalu fokus pada perannya sebagai agen of change, yaitu menjadikan intelektual sebagai dasar dari gerakannya, dengan melalui gerakan dakwah di kalangan mahasiswa, yang bertujuan untuk membentuk kader yang mampu berdakwah secara amar ma’ruf nahi mungkar.

Gerakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yang dipelopori oleh Djazman AL-Kindi merupakan organisasi otonom Muhammadiyah yang bergerak dalam dalam bidang kemahasiswaan ini tujuan utamanya adalah mengusahakan terbentuknya Akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam mencapai tujuan Muhammadiyah. Sebagai akademisi IMM menerapkan sebuah gerakan berbasis kaum intelektual yang melek akan keadaan dan realitas sosial. Sebagai seorang yang berintelektual sudah menjadi kewajiban kader dalam memahami persoalan-persoalan di sosial Apabila seorang kaum intelektual tidak mampu memahami persoalan yang dihadapai tentu itu patut untuk dipertanyakan, sudah sepatutnya seorang intelektual satu dengan yang lain saling bersinergi,

Era Globalisasi merupakan momentum bebas bagi siapa saja yang ingin bertindak, tetapi tentunya tetap ada aturan yang berlaku. Melihat kondisi tersebut, tentu memaksa kita untuk terus bertindak dan berproses agar tidak ketinggalan oleh yang lainnya. Era Globalisasi ini membuka peluang bagi siapa saja yang ingin berkiprah di tingkat nasional maupun internasional, tentu hal ini juga memberikan peluang sekaligus tantangan bagi Persyarikatan Muhammadiyah. Akan terjadi perubahan luar biasa dalam perkembangan ilmu pengetahuan, sosial, politik, ekonomi, hukum, dan lingkungan hidup. Perubahan-perubahan tersebut akan berdampak luar biasa dan kemungkinan besar dapat mengubah pola berpikir dan pandangan. Sejauh mana peran kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai organisasi ortonom Muhammadiyah dalam merespon, memahami dan menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi.

Tentu di era globalisasi ini Muhammadiyah sebagai organisasi besar juga ingin ikut berkembang dan maju mengikuti perkembangan, berjalan sesuai arus perubahan, dan menjadi Muhammadiyah yang berkemajuan. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yang memiliki identitas kepribadian Muhammadiyah juga dipaksa mengikuti kemana induknya berjalan. Mengingat kader yang menjadi ‘prajurit’ dari IMM juga dituntut perannya untuk menuju Muhammadiyah yang berkemajuan. Peran kader ini tidak lepas dari identitas Muhammadiyah dan IMM yaitu akademisi yang berintelektual dan berakhlak mulia. Bagi Muhammadiyah yang berkemajuan, kader ikatan perannya sangat dibutuhkan. Dalam mengemban dakwah Muhammadiyah, IMM terdapat Tri Kompetensi Dasar yang memiliki peran besar bagi pergerakan IMM, yaitu Religiusitas, Intelektualitas, dan Humanitas. Kunci menghadapi perkembangan zaman dan menjawab tantangan terdapat di Tri Kompetensi Dasar IMM. Tri Kompetensi Dasar ini merupakan resep yang sempurna sebagai kader IMM untuk Muhammadiyah yang berkemajuan.


Oleh : Rahmanida Ulhaq Anindita

  Reconnect with Qur’an: Menyingkap Rahasia dibalik Angka 19 dalam Al-Quran   Al-Quran adalah mukjizat sekaligus kitab suci terakhir y...