Sabtu, Mei 03, 2014

Pentingnya Pendidikan untuk Perempuan


Islam sangat concern terhadap pendidikan melalui Al-Quran serta hadits yang mendukung prinsip long life learning for all. Rasulullah SAW bersumpah “Demi Allah seandainya aku tidak dapat menambah ilmu sehari saja, maka lebih baik aku tidak melihat matahari saat itu”.
Keberhasilan bangsa Indonesia dalam pendidikan masih jauh dari harapan, apalagi teruntuk bagi perempuan, bagaimanakan kondisi saat ini, padahal peran perempuan sangat penting dan membawa dampak besar bagi keluarganya untuk pembangunan karakter, namun berbagai kasus kekerasan terhadap perempuan, seperti pelecehan seksual, KDRT, diskriminatif masih kerap mewarnai kehidupan kita dan terkesan dibiarkan begitu saja. Berdasarkan data yang diterima dari Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan tercatat sejak 2010 sampai 2011 kasus kekerasan terhadap perempuan (KTP) selalu naik secara signifikan dan perlahan telah menjadi budaya tersendiri di negeri ini. Sementara di tahun 2012  laporan mengenai kekerasan terhadap perempuan semakin bertambah di tiap bulannya hingga di tahun 2014 ini tidak hanya kaum perempuan tapi hingga anak –anak pun menjadi korban pelecehan seksual. Banyak faktor yang mendasari kasus-kasus di atas, diantaranya yaitu karena faktor ekonomi yang menghimpit suatu keluarga dan  pada akhirnya perempuanlah yang menjadi sasaran luapan amarah para ‘penjahat wanita’. Selain itu, adanya penanaman konsep berpikir di sebagian masyarakat yang menganggap perempuan adalah makhluk kedua yang selalu dinomorduakan posisinya dalam kehidupan membuat posisi perempuan semakin kurang diperhatikan.  Bahkan dengan adanya sebutan kultural "kanca wingking" yang berkonotasi perempuan secara tidak  langsung telah menempatkan laki-laki di garis terdepan dan menduduki posisi superior. Sedangkan, perempuan senantiasa menjadi sosok yang terdominasi dan tersubordinasi. Sungguh ironis dan menjadi hal yang sampai saat ini masih menjadi fenomena kuno dalam kehidupan kita.
Dalam dunia pendidikan kita saat ini masih kerap juga adanya ketidakadilan gender. Banyak anak perempuan usia sekolah yang tak bisa lagi mendapatkan pendidikan yang layak. Hal ini disebabkan karena pengaruh cara pandang patriarkis dari orang tua mereka. Orang tua anak-anak perempuan usia sekolah dari keluarga miskin menganggap anak perempuan mereka tidak pantas untuk melanjutkan sekolah. Lebih baik langsung dinikahkan atau didorong bekerja sebagai pembantu rumah tangga atau buruh informal, semisal sebagai buruh pabrik, penjahit di pabrik, pemilah plastic dan banyak pekerjaan lain yang karena keterbatasan pendidikan bagi kaum perempuan sehingga memaksa melakukan beban ganda dengan pekerjaan seadanya dan upah yang berada dibawah rata-rata. Kurangnya pengetahuan dan asupan informasi membuat sebagian orang tua di sekitar kita masih menganut paham tersebut. Berbeda halnya dengan anak laki-laki yang mendapat tempat istimewa baik segi pendidikan maupun kedudukan. Hal tersebut menyulut adanya ketimpangan antara budaya dan realita yang ada, namun saat ini bukan zamannya lagi bahwa hanya laki-laki yang boleh menuntut ilmu terlebih lagi bahwa menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi kaum muslimin maupun muslimat.  Entah pada akhirnya seorang perempun itu berkarir atau hanya menjadi ibu rumah tangga tetapi perempuan wajib menuntut pendidikan setinggi tingginya karena perempuan yang hebat akan melahirkan anak yang hebat pula, kita ktahui bersama hingga saat ini jumlah perempuan yang buta huruf mencapai dua per tiga (2/3) jumlah keseluruhan penduduk di dunia. Setidaknya mulai sekarang mari kita dukung pendidikan yang terbaik untuk perempuan.

 penulis : Khoirun Nisa’



1 komentar:

  1. In fact, the duty 1xbet will often be something you'd do anyway. For instance, have the ability to|you presumably can} earn loyalty factors for playing in} real-money casino video games. These factors can be transformed to free bonuses, such as recreation credit, live comps, and exclusive presents.

    BalasHapus

Pandangan dan Hukum Mengapa Pacaran Dilarang Menurut Islam

  oleh bidang Tabligh PK IMM Al-Ghozali Pacaran, sebagai budaya populer di banyak budaya, sering kali bertentangan dengan nilai-nilai dan ...