Pentingnya Pendidikan untuk Perempuan
Islam
sangat concern terhadap pendidikan melalui Al-Quran serta hadits yang mendukung
prinsip long life learning for all. Rasulullah SAW bersumpah “Demi Allah
seandainya aku tidak dapat menambah ilmu sehari saja, maka lebih baik aku tidak
melihat matahari saat itu”.
Keberhasilan
bangsa Indonesia dalam pendidikan masih jauh dari harapan, apalagi teruntuk
bagi perempuan, bagaimanakan kondisi saat ini, padahal peran perempuan sangat
penting dan membawa dampak besar bagi keluarganya untuk pembangunan karakter,
namun berbagai kasus kekerasan terhadap
perempuan, seperti pelecehan seksual, KDRT, diskriminatif masih kerap mewarnai
kehidupan kita dan terkesan dibiarkan begitu saja. Berdasarkan data yang diterima
dari Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan tercatat sejak 2010
sampai 2011 kasus kekerasan terhadap perempuan (KTP) selalu naik secara
signifikan dan perlahan telah menjadi budaya tersendiri di negeri ini.
Sementara di tahun 2012 laporan mengenai kekerasan terhadap perempuan
semakin bertambah di tiap bulannya hingga di tahun 2014 ini tidak hanya kaum
perempuan tapi hingga anak –anak pun menjadi korban pelecehan seksual. Banyak
faktor yang mendasari kasus-kasus di atas, diantaranya yaitu karena faktor
ekonomi yang menghimpit suatu keluarga dan pada akhirnya perempuanlah
yang menjadi sasaran luapan amarah para ‘penjahat wanita’. Selain itu, adanya
penanaman konsep berpikir di sebagian masyarakat yang menganggap perempuan
adalah makhluk kedua yang selalu dinomorduakan posisinya dalam kehidupan
membuat posisi perempuan semakin kurang diperhatikan. Bahkan dengan
adanya sebutan kultural "kanca wingking" yang berkonotasi
perempuan secara tidak langsung telah menempatkan laki-laki di garis
terdepan dan menduduki posisi superior. Sedangkan, perempuan senantiasa menjadi
sosok yang terdominasi dan tersubordinasi. Sungguh ironis dan menjadi hal yang
sampai saat ini masih menjadi fenomena kuno dalam kehidupan kita.
Dalam dunia pendidikan kita saat ini
masih kerap juga adanya ketidakadilan gender. Banyak anak perempuan usia
sekolah yang tak bisa lagi mendapatkan pendidikan yang layak. Hal ini
disebabkan karena pengaruh cara pandang patriarkis dari orang tua mereka. Orang
tua anak-anak perempuan usia sekolah dari keluarga miskin menganggap anak
perempuan mereka tidak pantas untuk melanjutkan sekolah. Lebih baik langsung
dinikahkan atau didorong bekerja sebagai pembantu rumah tangga atau buruh
informal, semisal sebagai buruh pabrik, penjahit di pabrik, pemilah plastic dan
banyak pekerjaan lain yang karena keterbatasan pendidikan bagi kaum perempuan
sehingga memaksa melakukan beban ganda dengan pekerjaan seadanya dan upah yang
berada dibawah rata-rata. Kurangnya pengetahuan dan asupan informasi
membuat sebagian orang tua di sekitar kita masih menganut paham tersebut.
Berbeda halnya dengan anak laki-laki yang mendapat tempat istimewa baik segi
pendidikan maupun kedudukan. Hal tersebut menyulut adanya ketimpangan antara
budaya dan realita yang ada, namun saat ini bukan zamannya lagi bahwa hanya
laki-laki yang boleh menuntut ilmu terlebih lagi bahwa menuntut ilmu merupakan
kewajiban bagi kaum muslimin maupun muslimat.
Entah pada akhirnya seorang perempun itu berkarir atau hanya menjadi ibu
rumah tangga tetapi perempuan wajib menuntut pendidikan setinggi tingginya
karena perempuan yang hebat akan melahirkan anak yang hebat pula, kita ktahui
bersama hingga saat ini jumlah perempuan yang buta huruf mencapai dua per tiga
(2/3) jumlah keseluruhan penduduk di dunia. Setidaknya mulai sekarang mari kita
dukung pendidikan yang terbaik untuk perempuan.
penulis : Khoirun Nisa’
In fact, the duty 1xbet will often be something you'd do anyway. For instance, have the ability to|you presumably can} earn loyalty factors for playing in} real-money casino video games. These factors can be transformed to free bonuses, such as recreation credit, live comps, and exclusive presents.
BalasHapus