Senin, Februari 22, 2021

WANDERLUST



 Hi! Namaku Dian Nisa Arifah Rahma. Saat ini merupakan tahun 2021, itu artinya aku akan berumur 20 tahun.

Huft, sudah lebih dari satu tahun lamanya virus Covid-19 seakan menjadi penguasa baru bagi bumi. Segala rutinitas harian manusia yang bisanya tersusun rapi berubah seratus delapan puluh derajat menjadi penuh ketidakpastian. Sekolah, pekerjaan, maupun kegiatan sosial yang lain berfokus pada media daring karena berbagai macam alasan. Mungkin saat ini bumi sedang istirahat, atau lumpuh lebih tepatnya? Semua tempat yang biasanya penuh sesak oleh derap langkah alas kaki, kini menjadi sunyi. Tak ayal alampun menjadi lebih indah, hewan-hewan lebih leluasa dalam bertingkah. Seharusnya begitu bukan? Tetapi manusia memiliki cara baru dalam melakukan pengerusakan terhadap alam semesta. Di tengah masa pandemi, sampah dari masker bekas perlindungan diri manusia memenuhi lautan lepas. Bukankah ini lucu? Manusia dapat tetap mengacau meski tak beranjak dari rumahnya. Ah sudahlah, lagipula tak ada yang peduli. 

Pernah menonton film western Elysium, atau mungkin film kartun WALL-E? Kedua film tersebut menceritakan tentang perginya manusia dari bumi yang saat itu telah hancur, serta lebih memilih untuk hidup di luar angkasa. Keadaan di kedua film tersebut tidaklah mustahil apabila dilihat dari tingkah laku manusia saat ini. Sebenarnya tak hanya kedua film tersebut, masih sangat banyak film yang bertemakan hal serupa. Mengapa demikian? Karena sebenarnya tak sedikit orang yang menyadari kemungkinan hancurnya bumi di masa depan, jika manusia masih tidak mengubah sikapnya. Bagaimana tidak? Manusia lebih memilih untuk berlomba-lomba mengeluarkan uangnya dalam membangun kehidupan di luar angkasa daripada memperbaiki keadaan di bumi. Tak hanya itu, manusia juga mengeluarkan banyak dana untuk membuat teknologi penghasil oksigen daripada menanam pohon sungguhan. Seharusnya kita dapat menggunakan uang sebanyak itu untuk memperbaiki keadaan bumi ini bukan? Kenapa repot-repot mencari cara lain saat sebenarnya sudah menemukan jawabannya di depan mata?

Umm  yah, begitulah keseharian yang aku lalui selama masa pandemi Covid-19 ini. Semua aktivitas yang sebagian besar dilakukan di rumah terkadang membuatku jenuh dan juga muak hingga memikirkan hal-hal yang menurut sebagian orang “tidak perlu dipikirkan”. Toh aku juga tidak memiliki pengaruh yang besar di negara ini. Jika kau membaca tulisan ini dari awal, itu berarti kau telah membaca sedikit dari hal-hal “tak berguna” yang aku pikirkan selama menjalani masa pandemi ini. Terkurung di rumah menjadikan pikiranku menjadi sedikit lebih liar. Pandemi tak membatasi pikiran bukan? Raga yang terkurung tak akan memenjarakan pikiranmu. Setidaknya seperti itulah yang ku rasakan.

Pernahkah kau mendengar istilah wanderlust? Secara gampangnya wanderlust merupakan kebalikan dari istilah homesick. Homesick sendiri merupakan suatu kondisi dimana seseorang merasa menderita akibat terpisah dari lingkungan rumah, orang tua, atau hal-hal yang biasanya ada di sekitarnya. Sementara itu, wanderlust atau terkadang disebut sebagai travel bug ialah sutu dorongan yang kuat untuk terus melakukan perjalanan dengan mengeksplor tempat-tempat tertentu atau dapat dikatakan sebagai jalan-jalan. Umm, kurasa saat ini aku sedang mengalami wanderlust. Meskipun biasanya aku sangat enggan untuk beranjak dari rumah, tetapi sekarang ini kebalikannya. Berada di rumah dalam rentan waktu yang tak sebentar ini lama kelamaan membuatku kesal. Yahh, walaupun beberapa kali aku tetap beranjak dari rumah untuk melakukan suatu hal termasuk jalan-jalan, hal itu tidaklah cukup. Wanderlus akan kembali ku rasakan ketika aku telah kembali pulang ke rumah.

Hi! Namaku Dian Nisa Arifah Rahma. Saat ini merupakan tahun 2021, itu artinya aku akan berumur 20 tahun. Dan ku rasa aku mengalami wanderlust.


1 komentar:

  1. hi kak dian! aku suka tulisanmu yang singkat tapi melekat ini! kebetulan aku baca tulisanmu ini saat 2022, semoga keadaan bumi lekas membaik saat kamu baca komentarku ini^^

    BalasHapus

Pandangan dan Hukum Mengapa Pacaran Dilarang Menurut Islam

  oleh bidang Tabligh PK IMM Al-Ghozali Pacaran, sebagai budaya populer di banyak budaya, sering kali bertentangan dengan nilai-nilai dan ...