IMPLEMENTASI KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH DALAM DAKWAH IMM GUNA MENGHAPUS TANTANGAN ISLAM
IMPLEMENTASI KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH DALAM DAKWAH IMM GUNA MENGHAPUS TANTANGAN ISLAM
Oleh : Thifla Ummu Tsaqifa
(Kader IMM Al-Ghozali)
Latar Belakang
Dakwah
merupakan bagian dari gerakan ajaran Islam. Gerakan dakwah dapat dilakukan
dengan berbagai cara, selama hal tersebut sesuai dengan kaidah ajaran Islam.
Sebagian besar kegiatan umat Islam banyak diisi dengan kegiatan-kegiatan
dakwah. Dakwah banyak disampaikan, melalui media radio atau televisi, bahkan
ada yang dengan menggunakan dakwah seperti pengajian, atau dialog interaktif
masalah agama Islam. Dakwah adalah usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan
kepada perorangan manusia dan umat Islam mengenai pandangan dan tujuan hidup
manusia didunia ini, dimana hal tersebut berkaitan dengan amar ma’ruf nahi
munkar, dalam perikehidupan seseorang, perikehidupan berumah tangga (usrah),
perikehidupan bermasyarakat, dan perikehidupan bernegara (Amirullah, 2016).
Dakwah
adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh umat atau pun jama’ah muslim. Untuk
mengajak umat manusia ke dalam jalan Allah dalam semua segi aspek kehidupan,
sehingga Islam dapat terbentuk dalam kehidupan fardiyah, usrah, jama’ah,
ummah,terwujud khairu ummah. Dakwah Islam di Indonesia pertama kali melalui pernikahan,
perdagangan, budaya yang diisi dengan ajaran Islam. Cara itu dilakukan oleh
pedagang muslim yang masuk wilayah Indonesia. Perkembangan dakwah hingga saat
ini semakin banyak yang dilakukan kegiatan dakwah yang dilakukan oleh berbagai
organisasi keagamaan (Soleh, 2017).
Kegiatan
dakwah yang ada menandakan bahwa Islam bisa diterima oleh banyak kalangan.
Walaupun masih banyak yang belum menerimanya, karena dianggap menyimpang dari
ajaran mereka sendiri. Banyak umat Islam berdakwah dengan materi, metode yang
bermacam akan tetapi hal tersebut masih belum seimbang dengan kenyataan yang
terjadi. Ditandai terdapat banyak masyarakat yang sudah mendapat seruan dakwah,
masih hidup dalam kemiskinan, baik ilmu, akhlak, tidak mampu membiayai anak
sekolah, anak--anak putus sekolah, maupun kekurangan dalam kehidupan
sehari-harinya, merasa harus pergi ke luar kota untuk mencari nafkah keluarga
bahkan menganggur (Ikatan Mahasiswa Muhammddiyah, 2013).
Sebagian
manusia banyak yang mengakui bahwa dirinya adalah seorang muslim, tapi tidak
mengamalkan ajaran yang dianutnya dengan melakukan penyimpangan. Ada pula yang
melaksanakan ajaran Islam tetapi masih juga syiriik, memasang sesaji, bahkan
tak jarang sebagian umat masih bersikap tahayul bid’ah dan churafat. Oleh
karena itu diperlukan adanya strategi yang tepat, supaya tujuan dakwah dapat
dicapai, yaitu ada keseimbangan antara kebahagiaan dunia dan kebahagiaan
akhirat untuk seluruh umat Islam.
Salah
satu organisasi sosial keagamaan yang mampu eksis sampai saat ini dan bahkan
menunjukkan kemajuan yang luar biasa hingga sekarang dan keberadaannya berada
di Indonesia adalah Muhammadiyah.
Komitmen gerakan dakwah Muhammadiyah dengan seluruh kegiatannya tidak
lain menjalankan misi dakwah Islam adalah dengan menyeru kepada Al-Khair,
mengajak amal ma’ruf nahi munkar, dan mengajak beriman kepada Allah, yang
dilakukan secara menyeluruh ke berbagai bidang kehidupan dengan pilihan-pilihan
strategis sesuai dengan misi dan situasi yang dihadapi, dan cara-cara yang
sesuai dengan jiwa ajaran Islam, sehingga menjadi rahmat untuk semesta
(Amirullah, 2016).
Dakwah
yang dimaksud dilakukan dengan nasehat dan bujukan serta jika diperlukan dengan
debat yang simpatik (ajaklah ke jalan Tuhanmu dengan cara yang bijaksana,
nasehat yang baik, dan berdebatlah dengan cara yang baik pula). Organisasi ini
dikategorisasikan sebagai Islam modernis yang terbesar di dunia muslim. Lahan
pengembangan diri ini disesuaikan dengan basis warganya, kalau petani maka
persawahan/pertanian (tanaman maupun ternak) perkebunan, perdagangan dan
lainnya. Oleh karena keberadaan organisasinya yang sudah satu abad lebih,
aktivitas dakwah di Muhammadiyah dengan bermacam bentuknya sampai saat ini yang
menunjukkan adanya bukti dakwah tersebut berjalan dengan baik. Untuk itulah, penulis
tertarik mengetahui implementasi Kepribadian Muhammadiyah dalam dakwah IMM guna
menghapus tantangan islam.
Isi
1.
Kepribadian Muhammadiyah
Kepribadian Muhammadiyah
itu menjadi sifat kebangsaan Muhammadiyah sebagaimana moderasi itu diperlukan
yang terdiri dari 10 sifat. Sifat moderat yang tercantum dalam 10 sifat
kepribadian Muhammadiyah harus terus di gelorakan contohnya dengan melalui
media sosial dikarenakan sekarang dunia medsos menjadi arena yang paling keras
termasuk untuk menyuarakan apa saja dengan terbuka dan bebas. Adanya opini ,
hoax dan prasangka diabsolutkan seakan benar melalui sebuah video singkat, atau
ujaran-ujaran singkat, bahkan hal tersebut dipastikan belum tentu adanya
kebenarannya. Akan tetapi sebagai manusia yang menganggap hal tersebut benar
secara otomatis akan menganggap hal tersebut benar tanpa menelusuri lebih
lanjut kebenaran terkait hal tersebut (Soleh, 2017).
Orang yang dominan
berada di media sosial dianggap sebagai representasi kebenaran. Inilah yang
disebut sebagai Simulacra meminjam istilahnya Jean Baurdrillard. Adapun 10
Sifat kepribadian Muhammadiyah sebagai moderasi di era media sosial itu perlu
terus menerus disuarakan dan di impelementasikan karena Muhammadiyah sangat
berkepentingan agar bangsa ini semakin cerdas tercerahkan, dan akil baligh
dalam berfikir sehingga kemudian tumbuh menjadi masyarakat yang maju dengan
memiliki karakter dan kepribadian.
Diantara ikatan dan
frame ideologi Muhammadiyah itu ada yang disebut sebagai kepribadian
Muhammadiyah dengan 10 sifat Muhammadiyah yang konteks lahirnya dahulu dari perkumpulan
Muhammadiyah dalam politik bersama Masyumi lalu terjadi trust keras dengan
kekuasaan para era orde lama kemudian lahirlah kepribadian Muhammadiyah.
Kepribadian Muhammadiyah, yang dirumuskan oleh tokoh-tokoh Muhammadiyah yang
pernah di politik. Sehingga merasa betul latar belakangnya adalah setelah
Muhammadiyah berhenti dari politik itu ada dampak ke Muhammadiyah, dimana
orang-orang yang dulu di Masyumi kemudian aktif lagi, alam pikir dan cara
perjuangannya seperti parpol maka supaya di framing lalu keluarlah 10 sifat
Kepribadian Muhammadiyah (Soleh, 2017).
Adapun 10 Sifat
‘Kepribadian Muhammadiyah yang disampaikan Haedar Nashir, yaitu :
1.
Beramal dan berjuang untuk
perdamaian dan kesejahteraan.
2.
Memberbanyak kawan dan
mengamalkan ukhuwah islamiyyah.
3.
Lapang dada, luas pemandangan
dengan memegang teguh ajaran Islam.
4.
Bersifat keagamaan dan
kemasyarakatan.
5.
Mengindahkan segala hukum,
undang-undangan, peraturan, serta dasar dan falsafah negara yang sah.
6.
Amar ma’ruf nahi mungkar dalam
segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik.
7.
Aktif dalam perkembangan
masyarakat dengan maksud ishlah dan
pembangunan, sesuai dengan ajaran Islam.
8.
Kerjasama dengan semua golongan
Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama Islam serta
membela kepentingannya.
9.
Membantu pemerintah serta
bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun negara untuk
mencapai masyarakat adil dan makmur yang diridhai Allah SWT.
10. Bersifat
adil serta korektif ke dalam dan keluar dengan bijaksana.
Kepribadian Muhammadiyah sangat penting
dilestarikan oleh IMM untuk terus memberikan efek positif dalam menyuarakan
dakwah dalam bidang organisasinya yang disesuaikan dengan 10 kepribadian
tersebut. Sebagaimana Muhammadiyah sebagai gerakan islam, gerakan sosial, dan
gerakan pembaharuan yang kemudian saat ini Muhammadiyah dianggap sebagai
gerakan kemajuan dari pada gerakan pembaharuan. Lebih khususnya lagi kelompok
intelektual muda Muhammadiyah seperti IMM melalui kader-kadernya diharapkan
bisa melahirkan gagasan-gagasan yang New
Ideas melalui aktivitas perkaderan, pelatihan, dak diskusi-diskusi yang
ada. Tidak lupa sebagai kader IMM untuk terus mengupayakan reinterpretasi, rethinking, dan reaktualisasi
dalam meramu model dakwah kontekstualnya dan menarik konsep yang menyentuh
lapangan dakwah tentunya dengan tetap menggunakan 10 kepribadian Muhammadiyah
(Amirullah, 2016).
2.
Strategi dan Upaya Pengembangan
Dakwah Dalam Menghapus Tantangan Islam
Strategi dakwah
Islamiyah seharusnya tidak semata mata berorientasi pada kesemarakan akan
tetapi justru banyak diarahkan pada pendalaman dan pengembangan wawasan
keislaman demi siarnya Islam. Hal ini penting kita lakukan mengingat dalam
setiap kehidupan bermasyarakat yang majemuk, masyarakat tersebut diperlukan
sikap kosmopolitan tetapi berkepribadian yang baik. Dakwah Islamiyah disamping
memiliki kepekaan teologis juga harus memiliki kepekaan sosial. Strategi dakwah
Muhammadiyah seharusnya memang lebih menekankan pada amar ma’ruf nahi mungkar.
Secara implisit
merupakan doktrin gerakan kemanusiaan islam. Namun, secara eksplisit konsep
amar ma’ruf nahi mungkar sangat dekat dengan Muhamaddiyah yang menjadi simnol
dan doktrin. Pendalaman keislaman dapat dilakukan dengan terus melakukan dakwah
yang lebih menekankan pada dunia keislaman, dengan mengembangkan wawasan
keislaman diberbagai tempat khususnya kalangan mahasiswa, kader IMM diaharapkan
mampu menekankan pada hal-hal tersebut. Sebagai kader IMM harus semangat
memainkan perannya dalam mencerahkan masyarakat dan bangsa lewat gagasan islam
kemajuan, islam kontekstual, dan kristalisasi islam rahmatal lil alamin
(Amirullah, 2016).
3.
Upaya Kepribadian Muhammadiyah
Dalam Dakwah IMM Guna Menghapus Tahayul, Bid'ah dan Churafat
Tahayul, Bid'ah, dan
Churafat (TBC) adalah tiga sekawan kebatilan yang masih hidup di kalangan umat
Islam. Islam melarang ketiganya.
a.
Tahayul, merupakan kepercayaan
yang sampai kini masih melekat dalam diri sebagian umat Islam di tanah air
tentang bulan Safar, yaitu bahwa bulan Safar (shofar) adalah bulan yang penuh
kesialan. Kepercayaan ini sebenarnya sudah ada sejak zaman Jahiliyah. Di
samping itu, mereka juga menganggap Rabu sebagai hari nahas, terlebih Rabu
terakhir setiap bulan. Kepercayaan atau tahayul ini sebenarnya sudah
dihilangkan oleh Islam. Rosulullah pernah berdebat dengan orang Badui. “Tidak
ada penyakit menular dan tidak ada kepercayaan pada tahayul,” sabda Nabi
Muhammad saw.
b.
Bid'ah, Secara bahasa, bid'ah adalah perbuatan atau cara yang tidak pernah
dikatakan atau dicontohkan Rasulullah atau sahabatnya, kemudian dilakukan
seolah-olah menjadi ajaran Islam, pembaruan ajaran Islam tanpa berpedoman pada
Alquran dan hadis, kebohongan atau dusta. Dalam Islam, bid’ah adalah suatu
amalan yang diada-adakan, padahal tidak dicontohkan oleh Rosulullah Saw,
sebagaimana pengertian secara bahasa yang pertama di atas. Secara bahasa, bid'ah artinya penciptaan atau
inovasi yang sebelumnya belum pernah ada dan kebohongan belaka yang
dibuat-buat. Maka semua penciptaan dan inovasi dalam ritual agama (ibadah
mahdhah), yang tidak pernah ada pada zaman Rasulullah, disebut bid'ah.
Secara
istilah (syariat) adalah sebagaimana perkataan Imam Asy-Syatibi, “Bid’ah adalah
suatu cara yang diada-adakan di dalam agama yang menyerupai agama dengan tujuan
untuk berlebih-lebihan dalam beribadah kepada Allah Ta’ala.”. Bukan termasuk
bid’ah jika sesuatu itu diada-adakan di luar agama (ibadah mahdhah) untuk
kemaslahatan dunia, seperti pengadaan teknologi dalam transportasi, industri,
atau yang lainnya. Bid’ah juga terjadi dalam bidang akidah. Syekh Yusuf
Qardadhawi dalam bukunya, Fiqih Prioritas, menyatakan, keyakinan yang
bertentangan dengan kebenaran yang dibawa oleh Rasulullah Saw dan
ajaran yang terdapat di dalam Kitab Allah disebut bid'ah dalam akidah
(al-bid'ah al-i'tiqadiyyah). Bid’ah mengingkari kesempurnaan Islam. Islam
sudah mengatur berbagai sisi kehidupan manusia, mulai dari hal-hal besar
seperti mengurus negara sampai hal-hal yang dianggap sebelah mata oleh manusia
seperti tatacara buang hajat. Tidak hanya kaum muslimin saja yang mengakuinya,
bahkan orang kafir pun mengakui kesempurnaaan Islam tersebut. Salah satu bahaya
bid’ah adalah pelakunya tidak sadar bahwa dirinya telah berbuat dosa dengan
perbuatan bid’ahnya, bahkan menyangka telah berbuat amal yang saleh.
c.
Churafat , Sumber khurafat
(ejaan lama: churafat) adalah dinamisme dan animisme. Dinamisme adalah
kepercayaan adanya kekuatan dalam diri manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan,
benda-benda, dan kata-kata. Sedangkan Animisme adalah kepercayaan adanya jiwa
dan ruh yang dapat mempengaruhi alam manusia Khurafat diartikan sebagai
cerita-cerita yang mempesonakan yang dicampuradukkan dengan perkara dusta, atau
semua cerita rekaan atau khayalan, ajaran-ajaran, pantangan, adat-istiadat,
ramalan-ramalan, pemujaan atau kepercayaan yang menyimpang dari ajaran Islam.
Khurafat adalah bid’ah dalam bidang akidah, yakni kepercayaan atau keyakinan
kepada sesuatu perkara yang menyalahi ajaran Islam. Misalnya, meyakini kuburan
orang saleh dapat memberikan berkah, memuja atau memohon kepada makhluk halus
(jin), meyakini sebuah benda –tongkat, keris, batu, tombak, dll, dianggap
memikiki kekuatan ghaib yang bisa diandalkan, dan sebagainya. Khurafat adalah
budaya masyarakat Jahiliyah. Di antara khurafat mereka ialah mempercayai kepada
arah burung yang berterbangan, memberi kesan kepada nasib mereka.
Adapun implementasi 10
Sifat Kepribadian Muhammadiyah dalam dakwah IMM untuk menghapus tantangan islam
terkait tahayul, bid’ah dan khufarat yakni dapat dilihat dari:
1)
Beramal dan berjuang untuk
perdamaian dan kesejahteraan. Dakwah IMM dalam mengimplementasikan hal ini
yakni dengan melakukan amalan yang benar dengan memberikan dakwah bahwa tahayul
merupakan suatu hal yang dilarang dengan islam, begitu pula dengan bid’ah dan
khurafat yang terkadang mampu menyebabkan perselisihan dari berbagai pihak
terkait benar atau salahnya suatu pernyataan. Kader IMM dalam melakukan dakwah
harus bersifat beramal dan penuh perjuangan dalam menyampaikan hal tersebut
dengan berpegang teguh pada tauhid yang merupakan segala-galanya bagi kader
IMM.
2)
Memberbanyak kawan dan mengamalkan
ukhuwah islamiyyah. Adapun implementasi dari sifat kepribadian yang kedua ini
yakni dengan memperluas sosialisasi antar sesame ummat sekaligus menciptakan
ukhwah islamiyah dengan cara ini tentunya kader IMM diharapkan mampu memberikan
dakwah antar teman dengan memberikan arahan-arahan yang bersifat amalan terkait
larangan terhadap tahayul, bid’ah dan kufarat.
3)
Lapang dada, luas pandangan
dengan memegang teguh ajaran Islam, hal ini merupakan salah satu hal penting,
seorang kader IMM harus selalu berfikir dan bertindak sesuai dengan ajaran
islam. Seorang kader IMM harus berpengang teguh pada tauhid yang merupakan
landasan teoritis yang bersifat pasif namun aktif. Diharapkan seorang kader IMM mampu
menghidupkan kembali makna dari tauhid dengan menggerakkan perubahan akan tetapi tetap berpegang teguh pada ajaran
islam.
4)
Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan,
Implementasi ini dalam menyampaikan dakwah harus bersifat keagamaan artinya
sesuai dengan ajaran keagamaan sekaligus kemasyarakatan dalam menyampaikan
larangan tahayul, bid’ah dan khurafat, artinya penyampaian tersebut harus
disesuaikam dengan masyarakat yang saat ini banyak mengalami perubahan. Maka
tugas kader IMM dalam berdakwah adalah memberikan arahan dan pencerahan yang
benar dengan gerakan revolusi akidah, revolusi social, revolusi ekonomi, dan
revolusi biayanya.
5)
Mengindahkan segala hukum, undang-undangan,
peraturan, serta dasar dan falsafah negara yang sah, implementasi dalam hal ini
sebagai kader IMM harus mampu memberikan bukti-bukti hukum yang jelas terkait
hal-hal tahayul, bid’ah dan khurafat. Hal ini dapat diimplementasikan dengan
memberikan pencerahan melalui pembacaan hukum, undang-undang, peraturan Negara
yang mengatur segala bentuk macam pemyimpangan yang berada diluar kontes ajaran
islam tentunya.
6)
Amar ma’ruf nahi mungkar dalam
segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik, kader IMM tentunya
harus mampu mengaplikasikan hal ini dengan upaya untuk menjauhi segala macam
bentuk larangan-larangan yang dilarang dalam islam serta memberikan teladan
yang baik bagi berbagai kalangan yang berkenaan dengan tahayul, bid’ah dan
khurafat.
7)
Aktif dalam perkembangan
masyarakat dengan maksud ishlah dan pembangunan, sesuai dengan ajaran Islam,
hal ini dapat diimplementasikan dengan mengikuti berbagai perkembangan
masyarakat dengan memperhatikan ajaran islam. Saat ini masih banyak orang yang
percaya akan tahayul, munculnya kasus bid’ah dan kafarat diakibatkan oleh
perkembangan masyarakat yang kurang mampu memahami agama dengan baik, sehingga
menganngap hal tersebut merupakan suatu kebenaran. Sehingga kader-kader IMM
perlu melakukan pencerahan terkait hal tersebut agak masyarakat kembali kejalan
yang benar.
8)
Kerjasama dengan semua golongan
Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama Islam serta
membela kepentingan, hal ini dapat diimplementasikan dengan bekerjasama dalam
menyampaikan akan larangan-larangan dan tidak adanya tahayul, bid’ah dan
khurafat yang sangat bertentangan dengan islam. Pembelaan akan kepentingan hal
ini perlu dilakukan dalam dakwah IMM, pada saat melakukan dakwah terkadang
terdapat kalangan yang tidak percaya akan apa yang disampaikan tentunya
berkaitan dengan tahayul, bid’ah dan khurafat. Hal ini menjadi tantangan
tersendiri bagi kader IMM, akan tetapi seorang kader IMM harus tetap
menyiarkan, mengamalkan dan membela kepentingan mereka dalam rangka untuk
tertujunya kepentingan dalam membenarkan dan menyuarakan sekaligus memberikan
pencerahan akan ajaran islam.
9)
Membantu pemerintah serta
bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun negara untuk
mencapai masyarakat adil dan makmur yang diridhai Allah SWT, hal ini dapat
diimplementasikan dengan kader IMM tetap bekerjasama dengan berbagai pihak
untuk memberantas tantangan islam khususnya tahayul, bid’ah dan khurafat yang
ternyata dakwah dari satu organisasi saja terkadang masih belum memberikan
kepuasan maka perlu adanya kerjasama dari berbagai pihak yang mampu memberikan
pemahaman dan pencerahan lebih lanjut akan tidak adanya tahayul, larangan
bid’ah dan khurafat.
10)Bersifat
adil serta korektif (teliti) ke dalam dan keluar dengan bijaksana, implementasi
harus tetap diterapkan oleh kader IMM dengan selalu korektif menghadapi segala
persoalan-persoalan yang dihadapi dan untuk terus selalu bersikap adil dengan
bersikap bijaksana dalam bertindak.
Pergerakan IMM dalam sejarahnya
selalu bergelut dalam paradigma dakwah pencerahan terhadap penyakit masyarakat
yang disebut dengan TBC (Tahayul, Bid’ah dan Churafat). Menyerukan dakwah
pencerahan terhadap perilaku masyarakat yang sesajen, menyembah hal-hal yang
diluar akal seperti pohon dan batu, pergi ke dukun, meminta pertolongan pada
makam para kiai, ulama, dan segala bentuk kufarat lainnya yang berbau syirik.
Dalam era saat ini banyak manusia yang menyembang uang, materialism, kekuasaan
yang bersifat sementara, menebarkan ketidak adilan dan penindasan yang
menyebabkan penderitaan pada manusia lainnya. Bentuk khurafat dan tahayul yang
baru adalah korupsi yang memberikan efek yang luar biasa merugikan berbagai
belah pihak yang mampu menyengsarakan kebijakan penguasa yang menghardik rakyat
dan menguntungkan segelintir kelompok, neokolonialisme yang merampok sumber
kekayaan Negara yang lemah termasuk Negara Indonesia, melalui kekuasaan yang
dimiliki terkadang terjadi penyuapan dan kekangan atas kemerdekaannya. Hal
tersebut merupakan hal yang benar-benar kedzoliman dan penindasan yang sangat
melukai kemanusiaan. Maka dengan adanya sifat kepribadian Muhammadiyah
diharapkan mampu memberikan pencerahan akan hal-hal yang berkenaan dengan
tahayul, bid’ah dan khurafat dengan memberikan pencerahan dan terus melakukan
amalan-amalan yang sesuai dengan ajaran-ajaran islam, bekerjasama dan menciptakan
ukhwah islamiyah dengan baik, berpedoman pada sumber hukum Negara dan
berperilaku adil (Amirullah, 2016).
Selain itu, kader dakwah
IMM harus berpedoman pada akhlak, dimana akhlak merupakan suatu bentuk moral
yang harus dimiliki oleh suatu organisasi. Akhlak yang ingin diperkuat oleh
para kader IMM dalam melakukan dakwah tidaklah mengenai batas, akhlak yang
diperkuat bukan inklusif bukan eksklusif, akhlak universal, akhlak untuk
manusia seluruhnya (Amirullah, 2016).
Gerakan cinta ilmu
merupakan salah satu hal yang bagian dari salah satu kepribadian Muhammddiyah,
secara logis orang berilmu akan mengetahui segala sesuatu yang bertentangan
dalam islam seperti halnya tahayul, bid’ah dan khurafat. Dalam dakwah IMM
diharapkan memberikan bagian penting dalam menghidupkan atmosfer intelektual
dan imajinasi tajdid di Muhammddiyah bahkan menjadi penentu masa depan dari
Muhammadiyah. Dakwah IMM tidak hanya menyangkut kegiatan-kegiatan keagamaan
bersifat kuantitas dan kualitas. Dakwah IMM dalam mengatasi Tahayyul, Bid’ah
dan khurafat yakni dengan kembali merapatkan barisan, melakukan kajian mendalam
dalam membantu Muhammaddiyah memberantas agar senantiasa mengingatkan agar
terbebas dari penyakit TBC. Kader IMM juga harus melahirkan tokoh-tokoh
intelektual berintegritas, memiliki kapasitas didalam memimpin bangsa, tokoh
yang leadership, dan pemimpin yang mampu diterima oleh berbagai kalangan
(Amirullah, 2016).
Penutup
Dalam
mengimplementasikan sifat kepribadian Muhammadiyah yakni disesuaikan dengan 10
sifat dari kepribadian Muhammaddiyah. Dimana pada saat berdakwah IMM diharapkan
mampu memberikan dakwah pencerahan terhadap penyakit masyarakat tersebut.
Selain hal itu kader IMM harus mengedepankan akhlak dengan berprinsip pada
moralitas islam, dengan mewujudkan cita-cita dan tujuan terbentuknya akademis-intelektual
islam yang berakhlak mulia dan gerakan cinta ilmu demi terwujudnya masyarakat
islam yang sebenar-benarnya sesuai dengan kepribadian Muhammaddiyah. Dakwah IMM
dalam mengatasi Tahayyul, Bid’ah dan kafarat yakni adalah dengan kembali
merapatkan barisan, melakukan kajian mendalam dalam membantu Muhammadiyah
memberantas agar senantiasa mengingatkan agar terbebas dari penyakit Tahayyul,
Bid’ah dan Khurafat. Kader IMM juga harus melahirkan tokoh-tokoh intelektual
berintegritas.
Daftar Pustaka
Amirullah, IMM
Untuk Kemanusiaan, Jakarta: CV. Mediatama Indonesia. 2016.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Tak Sekedar Merah, Yogyakarta: MIM
Indegenous School. 2013.
Soleh, Ahmad, IMM Autentik, Surabaya: Pustaka Saga. 2017.
Nashir, Haedar. Kuliah
Kemuhammadiyahan 2, Yogyakarta: Suara Muhammadiyah. 2018.
Komentar
Posting Komentar