Dari Rapuh ke Tangguh: Menelaah Generasi Strawberry Melalui Seminar Inspiratif
Oleh: Yutiara Lestari dan Rifqa Atikah Nuha
Pada Milad IMM yang ke-59, IMM
komisariat Al-Ghozali mengadakan Seminar bertema “Strawberry Generation: Berubah dari Rapuh Menjadi generasi Tangguh”
pada 14 Maret 2023 di Ruang Seminar Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah
Surakarta dan dihadiri kurang lebih 150 peserta. Seminar ini dilakukan untuk
membahas isu yang sedang hangat dibicarakan yaitu mengenai generasi milenial
dan generasi Z yang disebut-sebut sebagai generasi stroberi dengan narasumber
Dewi Setyaningrum S.Psi., M.Psi., Psikolog, beliau merupakan salah satu
konselor di Student Mental Health and Wellbeing Support UMS. Menurut beliau
generasi stroberi adalah generasi yang mempunyai banyak ide cemerlang dan
kreatifitas yang tinggi, namun generasi ini mudah untuk menyerah dan sakit
hati, lamban, egois serta pesimis terhadap masa depan. Mengapa julukan yang
digunakan adalah Strawberry Generation?
Itu dikarenakan generasi ini diumpamakan sebagai buah stroberi yang tampak
indah dan eksotis, namun begitu diberi tekanan atau dipijak akan mudan sekali
hancur. Meski mereka memiliki ide kreatifitas yang tinggi, tetapi bila diberi
tekanan mereka akan mudah hancur layaknya buah stroberi. Terdapat beberapa
karakteristik generasi stroberi menurut Bu Dewi diantaranya adalah ditegur
dikit kena mental, suka mengkritik tapi tidak suka dikritik, FOMO atau fear of missing out, butuh healing dengan banyaknya tugas, mudah
menjauhi teman yang dianggap tidak asik, dan plin-plan. Terdapat sisi negatif
dan sisi positif dari generasi ini, dari sisi negatif generasi ini dipandang
sebagai individu yang mudah menyerah atau pasrah dengan keadaan, memiliki daya
juang yang rendah, memiliki sifat manja, ingin segalanya serba instan, kurang
bertanggung jawab dan generasi ini juga dipandang sebagai individu yang suka
terjebak di zona nyaman. Sedangkan sisi positif generasi stroberi ialah mereka
peka terhadap teknologi dan kemajuan zaman, mereka juga inovatif dan memiliki
kekreatifan out of the box, selain
itu generasi stroberi juga berani mengekspresikan pendapat dan menyukai tantangan.
Mental stroberi ini bersifat semu yang sesungguhnya tidak benar-benar dimiliki
oleh generasi milenial dan generasi z, sehingga pada dasarnya mental stroberi
itu dapat diubah menjadi mental yang tangguh, yaitu kondisi atau keadaan dimana
individu-individu ini memiliki keyakinan akan masa depan yang lebih baik. Mari
kita mengulik mengapa fenomena generasi stroberi ini muncul?
Terdapat beberapa faktor yang
menjadi penyebab munculnya fenomena generasi stroberi diantaranya adalah self-diagnose, mudah lari dari
kesulitan, narasi orang tua kurang pengetahuan dan cara didik orang tua.
Menurut Kasali (2018) dalam bukunya yang berjudul Strawberry Generation:
Anak-anak Kita Berhak Keluar dari Perangkap yang Bisa Membuat Mereka Rapuh,
terdapat Growth Mindset yang dimana
orang yang memiliki mindset ini
memiliki daya juang tinggi serta dididik untuk terbiasa menghadapi kesulitan
dalam upaya meraih kemenangan, kemudian terdapat juga fixed mindset dimana
orang yang memiliki mindset ini
terlihat bagus dari luar akan tetapi rapuh dan tidak berdaya di dalam. Untuk
berubah dari generasi rapuh menjadi generasi tangguh terdapat cara untuk
mengatasi sisi negatif dari generasi stroberi yaitu dengan memperluas cara
pandang dimana kita harus membiasakan diri melihat sesuatu dengan helicopter view. Dilansir dari
baniakoy.com helicopter view sendiri memiliki makna cara pandang yang dilihat
dari banyak aspek dan pertimbangan, sehingga tidak terpaku pada 1 fenomena
saja, terlihat sederhana namun maknanya kompleks.. Kemudian jika ada kesulitan
jangan langsung menyerah, melainkan cari cara untuk mengatasinya. Lalu coba
tanamkan cara berpikir growth mindset
agar kita dapat terus berkembang. Selanjutnya juga dapat dilakukan dengan
memperbanyak literasi, agar kita tidak menyerap segala informasi bulat-bulat
tanpa memfilter terlebih dahulu dan rentan termakan hoax serta menerapkan
resiliensi digital agar kita tidak
hanya tangguh di dunia nyata namun juga dunia maya. Kita juga bisa menekankan
pada diri kita bahwa tidak ada sesuatu yang diperoleh secara instan di dunia
ini. Tetapkan goal atau tujuan yang
realistis serta membiasakan diri
untuk bersikap disiplin, tidal terlalu sering membuang uang dengan kedok self-reward. Resiliensi digital dan
ketahanan mental merupakan pondasi utama untuk bertahan di masa kini dan masa
depan.
Pada akhir sesi ada sedikit refleksi
untuk peserta seminar dengan menuliskan tujuan yang realistik dari
masing-masing individu. Lalu kertas tersebut dilipat menjadi bentuk pesawat dan
diterbangkan bersama-sama. Momen tersebut mendapatkan kesan dan antusiasme yang
baik dari para peserta. Harapan panitia dengan adanya closing session tersebut apa yang dituliskan oleh peserta dapat
dikenang dan benar-benar direalisasikan. Walaupun generasi milenial dan
generasi z ini diibaratkan sebagai generasi yang tangguh namun mudah hancur,
hal tersebut masih bisa dan layak diubah. Tergantung bagaimana individu
menyikapi dan mencoba melawan stigma tersebut. Kita para generasi milenial dan
z untuk menjadi tangguh hanya perlu meningkatkan sisi positif dari istilah
stroberi yang dilabelkan.
Komentar
Posting Komentar