Oleh Yutiara Lestari (Ketua Bidang RPK)
Identitas Buku
Judul Buku: Almond
Nama Penerbit: PT. Grasindo
Tahun Penerbitan: 2019
Nama Pengarang: Sohn Won-pyung
Tebal Buku: 236
Ringkasan Cerita
"Buku
Almond" karya Sohn Won-Pyung adalah sebuah novel yang mengisahkan
perjalanan seorang remaja laki-laki bernama Yunjae yang mengidap penyakit
kejiwaan yang disebut Alexithymia. Penyakit ini membuatnya kesulitan
mengungkapkan emosi dan juga merasakannya dengan benar. Kisah ini dimulai
dengan masa kecil Yunjae yang berbeda dari anak-anak lain, di mana ia tidak
bisa merasakan atau mengekspresikan emosi dengan baik. Ibunya sangat khawatir
dengan kondisi Yunjae dan mencoba berbagai cara untuk membantunya mengatasi
masalahnya.
Namun, kehidupan
Yunjae menjadi semakin rumit ketika neneknya tewas dalam sebuah insiden
pembunuhan oleh orang tidak dikenal dan hal tersebut membuat ibunya tak
sadarkan diri sejak kejadian itu. Yunjae terpaksa hidup sendiri dan mencoba
beradaptasi dengan kehidupan barunya. Ia membuka toko buku dengan koleksi buku
ibunya dan menjalani kehidupan sekolahnya dengan cemoohan dan rumor negatif
tentang dirinya yang terus mengelilingi. Dengan ibunya yang terbaring koma di
rumah sakit, wali Yunjae sementara ialah pria paruh baya yang akrab disapa
Prof. Shim, ia merupakan penjual roti di lantai, diatas toko buku Yoonjae.
Suatu hari, seorang
pria tua yang mencari bantuan mendekati Yunjae. Pria itu meminta Yunjae untuk
berperan sebagai anaknya yang hilang selama 13 tahun di depan istrinya yang
kritis. Ini memulai hubungan Yunjae dengan Gon, seorang anak yang memiliki
masalah perilaku dan bersikap kasar. Meskipun awalnya hubungan mereka penuh
dengan konflik, mereka akhirnya menjadi teman dan saling memahami satu sama
lain.
Yunjae juga bertemu
dengan Dora, seorang gadis yang tampaknya tidak merespon emosi atau situasi
dengan cara yang biasa. Namun, Dora memiliki dampak yang kuat pada Yunjae dan
membantunya memahami lebih banyak tentang dirinya sendiri dan emosi manusia.
Kisah ini terus
berkembang dengan peristiwa-peristiwa dramatis, termasuk perburuan untuk
menemukan siapa yang mencuri uang di sekolah dan peristiwa berbahaya yang
melibatkan Gon, Yunjae, dan seorang pria bernama Cheolsa. Semua peristiwa ini
mengubah hidup Yunjae dan mengajarkan padanya tentang empati, persahabatan, dan
kemampuan manusia untuk merasakan emosi.
Novel ini menggambarkan perkembangan karakter
Yunjae dari seorang remaja yang terisolasi dan tidak mampu merasakan emosi
menjadi seseorang yang lebih terbuka terhadap dunia dan mampu memahami perasaan
orang lain. Novel juga menyoroti konsep empati dan pentingnya merasakan emosi
dalam kehidupan manusia
Kelebihan
Alur ceritanya membuat kita benar-benar
memahami bagaimana Yoonjae tumbuh untuk merasakan, memahami, mengenali, dan
mengekspresikan perasaan. Penggambaran cerita yang diambil dari sudut pandang
Yoonjae yang merupakan penderita alexithymia, tetap bisa memberi kesan yang
penuh emosi yang tokoh utama sendiri tidak bisa rasakan. Meski bercerita
mengenai kondisi yang hubungannya dengan biopsikologi, author novel ini
menuliskan penjelasan melalui hidup Yoonjae dengan cara yang membuat pembaca
mudah paham dan menambah wawasan baru pembaca. Selain itu Novel ini juga
menceritakan hubungan antar manusia yang kompleks indah, salah satunya dengan
Gon yang juga mempelajari perasaan melalui Yoonjae dan sebaliknya. Terakhir
cerita yang dibawakan dalam novel ini mengandung banyak pembelajaran.
Kekurangan
Pada bagian-bagian tertentu, cerita
disampaikan terlalu panjang sehingga membuat pembaca membutuhkan waktu untuk
memahami, beberapa jalan cerita mudah ditebak, tema yang diangkat cukup berat
untuk pembaca yang mencari hiburan yang lebih ringan, buku ini juga tidak
sesuai untuk semua usia karena terdapat adegan-adegan kekerasan dan pembunuhan.
Ceritanya cukup lambat karena memang sangat berfokus pada perkembangan tokoh
utama jika dibandingkan dengan plot cerita yang cepat yang mungkin membuat
pembaca tidak sabar untuk mengikuti seluruh cerita.