Senin, Maret 08, 2021

Bagaimana Selama Pandemik Covid-19 ini?


Pandemik covid-19 ini sudah berlangsung kurang lebih selama 12 bulan, terhitung sejak sekitar awal bulan Maret 2020, dimana saat itu kasus pertama di Depok, Jakarta, pada dua warganya yang dinyatakan positif covid-19. Lalu, beberapa saat kemudian pada pertengahan Maret 2020 muncul berita yang cukup menghebohkan, yakni adanya pasien positif covid-19 yang meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Moewardi Solo, Jawa Tengah. Hingga pada akhirnya berita itupun juga membuat beberapa kampus terpaksa meliburkan kegiatan perkuliahan untuk sementara, tak terkecuali dalam hal ini Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Yang pada awalnya, saat itu kampus hanya meliburkan kegiatan perkuliahan selama 14 hari yang diedarkan melalui surat edaran online. Dikarenakan surat edaran tersebut banyak mahasiswa yang akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah, namun tak sedikit juga yang memilih untuk tetap stay di Solo, menunggu selama 14 hari sampai kampus kembali melaksanakan kegiatan perkuliahan.  Namun, perlahan berita covid-19 ini mulai menyebar di beberapa daerah di Indonesia, dan menyebabkan kenaikan yang signifikan pasien positif covid-19, bahkan tak jarang  pasien positif covid-19 dinyatakan meninggal dunia. Dikarenakan berita covid-19 yang sangat cepat dan merata disemua daerah di Indonesia serta kenaikan yang sangat cepat pasien positif covid-19, beberapa kampus menambah masa libur perkuliahan dan dialihkan dengan system daring atau e-learning dengan batas waktu yang tidak ditentukan, guna menekan kenaikan angka pasien positif covid-19 dan pasien yang meninggal diakibatkan covid-19.

 Sistem pembelajaranpun dialihkan dengan daring atau e-learning dengan menggunakan berbagai platform yang tersedia, seperti whatsapp, google classroom, google meet, zoom, dan platform lainnya. Sistem pembelajaran dengan daring sendiri membawa banyak perasaan dan cerita yang beragam. Seperti system pembelajaran daring jika dilihat dan dilakukan memang lebih efisien dan gampang, karena mahasiswa dan dosen cukup stay di depan laptop atau handphone  dan bahkan bisa untuk ditinggal-tinggal. Hal ini tentunya cocok untuk mereka yang menjalankan dua atau lebih kegiatan dalam waktu yang bersamaan. Namun, system pembelajaran daring tentunya juga membawa beberapa kendala, seperti tak semua orang memiliki laptop dan tinggal ditempat dengan sinyal yang memadai, sementara pembelajaran dengan system daring tentunya sangat memerlukan keberadaan sinyal yang mendukung. Serta, pastinya pembelajaran dengan system daring tentunya juga menurunkan tingkat konsentrasi dan kefokusan saat pemberian atau penyampaian materi oleh dosen dikarenakan kondisi yang tidak mendukung untuk belajar, seperti munculnya notif  dari aplikasi lain (misalnya instagram, chat whatsapp, dan lain lain) saat pembelajaran berlangsung dan adanya rasa ‘nyaman dirumah’ yang akhirnya menyebabkan cepat mengantuk, ditinggal kegiatan lain dan sebagainya. Yang mana hal itu tentunya berdampak juga pada menurunnya pemahaman dan penguasaan mahasiswa terhadap materi-materi perkuliahan. Sistem pembelajaran daring memang mengharuskan mahasiswanya untuk berperan lebih aktif dan mandiri, sebab dosen tidak bisa mengawasi dan mendampingi secara langsung, sehingga mahasiswa harus memiliki kesadaran dan tanggung jawab terhadap dirinya sendiri. 

Selama pandemic covid-19 tak jarang banyak orang yang mengisinya dengan melakukan hobi masing-masing yang bisa dilakukan di rumah,  dikarenakan hampir seluruh waktu bahkan keseluruhannya dilakukan dirumah. Dan hal itupun dilakukan untuk mengurangi stress selama work form home (WFH) berlangsung di masa pandemic covid-19 ini. Salah satu contoh hobinya ialah dengan memelihara dan merawat hewan peliharaan, seperti ikan, kucing dan lain sebagainya. Memelihara kucing contohnya, menurut beberapa penelitian dipercaya dapat meningkatkan hormon serotonin, oksitosin, dan dopamin dalam tubuh serta memelihara kucing merupakan aktivitas yang menyenangkan. Karena tanpa disadari kucing itu dapat menyerap energy negatif yang ada pada diri seseorang, dan kucing menyimpannya dalam bentuk lemak di tubuhnya dan membuangnya saat mereka tidur. Serta berbicara dengan kucing dapat melatih mereka yang introvert atau takut untuk berbicara di depan umum menjadi lebih percaya diri. Juga dengan menyayangi kucing dapat menumbuhkan dan meningkatkan rasa empati dan sayang kita pada orang lain. Sehingga patut untuk diterapkan, karena banyak benefit yang didapat dan diarasakan. Terakhir, sebagaimana harapan semua orang,  semoga pandemic ini segera berakhir agar tak banyak lagi orang merasa takut dan stress dan agar dapat melakukan aktivitas seperti sediakala.

 Oleh : Rania Tazkiya Rosyida 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pandangan dan Hukum Mengapa Pacaran Dilarang Menurut Islam

  oleh bidang Tabligh PK IMM Al-Ghozali Pacaran, sebagai budaya populer di banyak budaya, sering kali bertentangan dengan nilai-nilai dan ...