Sabtu, Maret 13, 2021

JUDULNYA APAAN YAK ☺



    Katanya cewe cowo ngga bisa sahabatan, katanya persahabatan antara cewe cowo pasti salah satunya akan melibatkan perasaan. Benarkah? Ya itulah yang dikatakan orang-orang ketika melihat seorang wanita dan lelaki berteman, namun aku tidak pernah mempercayainya. Karena menurutku jika memang berteman, ngga mungkin ada perasaan kan?. 

    Pertemanan ini berjalan lancar, kami berteman selayaknya orang yang lain. Main, belajar, kuliner dll kita lakukan bersama. Tentu bersama teman kami yang lain pula. Pada jam pelajaran BK, Rrizky di panggil untuk maju ke depan kelas. “Ingin melanjutkan kemana, Rizky?” tanya Pak Dar guru BK ku. Ya kami memang siswa tingkat akhir di sebuah SMA di Surabaya. “Ingin melanjutkan ke Hukum UI pak”. Kata Rizky. Aku dan Rizky memang bercita-cita untuk melanjutkan studi lintas jurusan, kami jurusan IPA yang akan kuliah di jurusan IPS. Teman-teman kami yang lain, beristiqomah untuk melanjutkan cita-cita mereka di bidang teknologi dan sains, berbeda dengan kita. Oleh karena itu kami memutuskan untuk mengambil bimbel yang berbeda dari teman-teman kami.

    Aku dan Rizky telah berteman 12 tahun lamanya, tepat di TK dekat alun-alun Surabaya tempat pertama kali kita dipertemukan. Karena lamanya kami berteman, banyak yang mengira hubungan kami lebih dari teman, padahal mah kita biasa-biasa ajaa. Sampai suatu hari ada sesuatu yang berbeda di dalam hatiku, entah rasa dari mana yang membuat jantungku berdegup kencang ketika sedang bersama Rizky. “rasa yang aneh”, kataku dalam hati. Memang tak biasa-biasanya aku merasakan demikian. 

    Rizky memang orang yang baik, perhatian, tapi jail untuk ke aku. Kami sering bertukar cerita, saling mengeluhkan diri sendiri, saling berbagi makanan (lebih tepatnya aku yg selalu dipalak hmm). “Ayo kita masuk UI, ca”. kata Rizky. Aku pun menganggukan kepalaku tanda setuju. Lalu kami pun rajin unutk belajar, saling mengajari satu sama lain. Tiba saat hari itu, hujan deras mengguyur tempat bimbelku. “Ayo pulang, aku anter. Cepet ini pake jas hujannya ya maniss”, kata Rizky yang membuat hatiku melompat-lompat. Ingin rasanya teriak tapi takut dikira orang gila. Bukan sekali dua kali Rizky begitu, namun yang ini rasanya lain. Aku selalu menanti waktu untuk bisa bareng sama Rizky, dan disaat itu aku bahagia. 

    “ca, ca. ini ada info SBMPTN sebentar lagi cuy. Yok belajar, semangat!”, chat Rizky setelah sampai rumah. “Waa iya nih, harus lebih ngebut.” Kataku membalas pesannya di WhatsApp. Aku senang sekali selalu menjadi orang yang ia kirimkan semangat. Jujur perasaanku berubah, semakin mendekati hari kelulusan. Semakin aku tidak ingin berpisah dengan Rizky, ya meskipun kita memiliki tujuan yang sama. Tapi jika Tuhan berkehendak, bisa saja kam berpisah.

    Aku orang yang sangat menentang stigma orang yang mengatakan bahwa persahabatan cewe cowo tidak akan murni. Dan apakah ini namanya senjata makan tuan?. Entahlah aku tidak tahu, tapi jika boleh jujur, aku sepertinya memiliki perasaan kepada Rizky. Seperti biasa sepulang sekolah Rizky mengajakku untuk belajar di perpustakaan kota. Tempat favorit kita untuk belajar karena tempatnya nyaman. “ca, kalo kita pisah gimana ya ca? mana sanggup aku jauh sama kamu”. Kata Rizky yang membuat mata ini tiba-tiba mengeluarkan air sedikit. “Ya ga gimana-gimana lah ky, kan memang semua akan berpisah jika memang waktunya. Toh  zaman sekarang sudah canggih. Bisa video call tiap hari tauu.” Kataku membalas perkataan Rizky. “ ya bener si ca, tapi kan rasanya lain. Yang biasanya aku jailin kamu, masa nanti jailinnya virtual?” katanya. “ya gapapa dongg, aku seneng lah kita bisa jauh, bosen kali aku sama kamu. Bayangin 12 tahun kamu ngerecokin aku.” Kataku sambil menyelingi humor, padahal mah aslinya ga rela banget buat pisah. Ga siaaappp. “ idih yaudah”. Kata Rizky yang menggerutu sendiri. Lucu sekali dia, kadang jail, kadang baik banget, kadang membuat aku berfikir. Apakah dia memiliki perasaan yang sama, apakah perilakunya selama ini karena dia malu untuk mengungkapkan perasaannya padaku. 

    Witing tresno jalaran soko kulino kata-kata itu yang tepat menggambarkan keadaanku sekarang. Aku terbiasanya dengan hadirnya Rizky dihidupku. Ngga pernah sekalipun dia membuat aku menangis, selalu saja dia membuat aku bahagia. Tertawa riang dengan guyonannya yang receh, membuat tertawa dengan kelakuannya yang ga jelas. Ah sial, semakin berat buat pisah. Dan waktu pun terus berjalan, tak terasa sebentar lagi kami melaksanakan ujian nasional untuk menentukan kelulusan. Semua siswa sibuk untuk belajar, sama juga aku dan Rizky. Kami belajar di balkon sekolah, mencari tempat yang hening adalah hobi kami untuk belajar. Teng teng teng… bel sekolah berbunyi tanda waktu ujian akan segera dimulai. Semua siswa memasuki ruangan masing-masing. “semangat jelek.” Kata Rizky kepadaku. “semangat juga yeee.” Balasku kpadanyaa. Dan kami pun masuk keruangan yang berbeda. 

    Ujian Nasional pun selesai, dan semua siswa kelas 12 mempersiapkan dirinya untuk mengikuti perpisahan sekolah. Perpisahan dilakukan bersama dengan orang tua murid. Dan pasti Rizky membawa ibunya untuk dating, begitu juga dengan aku. Setelah selesai acara perpisahan itu, kami berfoto satu kelas. Dan tak lupa kami foto berdua. “hey, ayo cepetan napa ky.” Kataku pada rizky menahan panasnya matahari siang itu. “iya bawel bentar”. Kata Rizky yang habis dari kamar mandi. “1, 2, 3, (cekrekk) “. Kata Doni yang memfoto kita berdua. “ langgeng langgeng ye berdua”. Kata doni yang membuatku deg-deg an. “apaan si, orang kita temenan doing wlee”. Jawab Rizky yang membuatku sedikiti kecewa. Pertanyaan demi pertanyaan bersarang dikepalaku. Apa benar kami hanya berteman, dengan segala hal yang telah kita lalui. 

    Tepat sehari setelah perpisahan sekolah, Rizky mengajakku untuk pergi ke tempat biasa. Tempat dimana kita mengeluarkan uneg-uneg yang telah kita rasakan selama bertempur dengan soal-soal ujian. Tempat itu terasa beda, pun juga hatiku. Aku berniat untuk mengutarakan semua apa yang aku rasakan kepada Rizky, ya aku tau memang ini adalah hal yang berat. Pertemanan kami dipertaruhkan, tapi aku Cuma butuh kepastian. Perasaan ini telah merebut banyak dari diri ku termasuk waktu. Aku sibuk memikirkan perasaanku pada Rizky, apakah berbalas atau hanya bertepuk sebelah tangan. “eh ca liat, udah lama disini hawanya ngga sedingin ini. Kenapa ya caa?”. Tanya rizky, cuaca hari itu seakan – akan mendukung apa yang akan aku lakukan. “iya I kyy, dingin banget”. Kata ku. “mau pake jaket ca?”. kata risky menawarkan jaketnya. “engga ky, buat kamu aja.” Aku menolak tawarannya. Dan waktu itu pun tiba. “ky, ada yang pengen aku omongin.” Kata ku memulai pembicaraan. “apa tuh?”. Tanyanya. “mmmm ky, kamu tau kan aku orang yang menentang adanya perasaan diantara pertemanan cewe cowo? Kamu tau hal itu kan? “. Tanya ku pada Rizky. “mmm iya tau, kenapa emang ca?”. tanyanya. “kayaknya aku kemakan sama omongan sendiri deh ky. Aku yang menentang tapi aku yang merasakan. Aku kalah ky sama pertemanan ini, sikapmu ke aku dan caramu memperlakukan aku yang bikin aku kalah. Aku boong ky aku bosen sama kamu. Aku ga pengan pisah dari kamu ky. I have crush on you ky. Aku udah siap menerima konsekuensi dari apa yang aku lakukan ini ky. Aku siap buat denger jawaban kamu, aku Cuma pengen kepastian. Aku pengen hatiku lega, dan aku juga siap kalo kamu menjauh atau pun canggung, aku juga udah siap kalo kita bakal jauhan.” Kataku menyampaikan semua perasaanku pada rizky. “caaa?”. Tanya Rizky dengan wajah bingung, sekaligus terlihat deg deg an. “udah jawab aja ky ngga papa aku siap kok.” Kataku padanya. “ caa, jujur. Sebenarnya aku juga nyaman sama kamu, aku seneng kalo kamu ada di deketku. Tapi rasa nyaman itu hanya sebatas temen aja. Dan katamu kita ga mungkin saling suka, ya aku pikir itu memang benar. Makanya aku selalu menjaga perasaanku agar tidak jatuh. Dan rasa itu hanya sebatas teman caa. Maaf”. Kata Rizky yang membuat hatiku sakit. “iyap, gitu dong ky jujur, kalo gini kan aku tau jawabannya dan aku bisa pelan-pelan ikhlasin perasaan ini. Terimakasi Rizky, sudah cukup jawabanmu. Cuma itu yang pengen aku denger. Inget yak ky jangan anggap perasaanku tadi ada. Anggep aja kaya biasannya.” Kataku sambil menahan sesak. 

    Sejak saat itu Rizky canggung dengan Caca, mereka berjauhan. Ingin sapapun tak ada keberanian diantara keduanya. Dan tiba hari kelulusan, dimana semua murid dinyatakan lulus dari SMA itu. Tak ada ucapan selamat ataupun selamat tinggal diantara keduanya. Rizky dan Caca kembali menjadi asing, pertemanan mereka seolah tidak ada artinya.


Sekiaaannnnn…


HUAAAA AKU YANG BIKIN CERITA AKU YANG BAPERRRR. OTTOKEEEEEE :”(((((

MAAPKAN YAK CERITANYA AGA BUCIN ☹ SEMOGA SUKAAA ☹ 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pandangan dan Hukum Mengapa Pacaran Dilarang Menurut Islam

  oleh bidang Tabligh PK IMM Al-Ghozali Pacaran, sebagai budaya populer di banyak budaya, sering kali bertentangan dengan nilai-nilai dan ...