Sabtu, Maret 13, 2021

Rumah Kedua


 

Oleh: IMMawati Sekar Aprilia Imaniar

Selama pandemi ini aku lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Kegiatanku selama dirumah yaitu kuliah online, memasak , membaca buku,menonton tv, main hp, menulis buku, membuat puisi, beres-beres rumah, main dengan kucing ,dll. Namun ,seiring berjalannya waktu aku lama kelamaan merasa jenuh berada di dalam rumah. Aku ingin suasana baru yang berbeda. Sempat terpikirkan untuk ke Solo, tapi aku masih ragu dikarenakan pandemi masih berlangsung dan aku khawatir untuk berpergian jauh. Hingga suatu hari Epik chat aku di WhatsApp.

“Ayo mingdep presentasi bareng, di kos teteh”, tulis Epik.

“Ya kan emang presentasi”, balasku.

“Menghindari sinyal jelek dan miskom”, ucap Epik.

“Lha aku ke Solo?”, tanyaku

“Iya, menghindari miskom”, jawab Epik.

Akhirnya setelah kupikir sepertinya aku memang harus ke Solo. Dengan mempertimbangkan berbagai hal terutama izin dari orangtua. Alhamdulillah orangtua setuju jika aku sementara waktu berada di Solo. Aku pun memesan tiket kereta secara online dan mendapatkan jadwal yang ku mau.

Aku berangkat dari Kebumen pagi hari , supaya sampai Solo sebelum duhur karena setelah duhur aku masih ada mata kuliah. 

“Sudah dipersiapkan semua barang yang mau dibawa?”, tanya Papah saat aku hendak berangkat.

“ Sudah Pah”, jawabku.

“Tidak ada barang yang tertinggal ya?”, tanya Papah lagi.

“Insya Allah nggak Pah” jawabku.

Lalu, aku pun berpamitan dan bersalaman dengan Papah sebelum berangkat. Perjalanan dari Kebumen - Solo membutuhkan waktu ±4 jam. Selama diperjalanan aku menikmati pemandanagan yang sudah lama tidak ku lihat. Maklum terakhir ke Solo sudah cukup lama, beberapa bulan yang lalu. Biasanya saat diperjalanan dalam kereta aku tertidur, kareana suasananya sepi dan dingin sehingga nyaman untuk tidur hehe. Walaupun begitu aku tidak pernah tertidur hingga kelewatan stasiun dimana harusnya aku berhenti. Sekitar ± pukul 10.00 WIB aku sampai di Solo. Alhamdulillah..

Sesampainya di Solo, Epik mengabari jika ia mau jemput aku di stasiun. Ya sudah aku menunggu Epik di Stasiun Purwosari. Epik datang menjemput cukup lama, sambal menunggu Epik aku mampir ke Alfamart untuk membeli minum saat aku hendak keluar ada yang menelpon ternyata Epik sudah sampai. Aku dan Epik saling  berhadapan dari kejauhan sambal telfonan. Kalau dipikir seperti adegan di sinetron haha..

Karena masih ada pembangunan jalan flyover di dekat Stasiun Purwosari, jadi jalannya dialihkan sehingga agak sedikit lama perjalanan dari Stasiun ke kampus. Karena Epik ada  keperluan jadi sebelum ke kos mampir terlebih dahulu ke kampus. Perjalanan tambah lama karena aku dan Epik bingung lewat jalan yang dialihkan karena kalo mau ke stasiun Purwosari biasanya enggak lewat jalan ini. Yang biasanya cuma 15 menit karena bingung jadi hamper 30 menit.

“Sebentar lagi ada jam kuliah lho , tapi belum nyampe juga” , ucapku sambal ketawa.

“ Kuliah on the road kita  ,Mak” , jawab Epik.

“Kalo kamu gojek aku kasih kamu bintang satu ya, abis muter muter ga jelas gini’’ balasku bercanda.

Akhirnya sampai kampus juga. kampus terasa sepi karena tidak banyak mahasiswa yang datang ke kampus, namun gerbang kampus terbuka.

“Akhirnya aku di kampus juga, udah lama baget nggak kesini”, ucapku sambil menghembuskan nafas.

Aku menelusuri lorong kampus psikologi, sunyi. Di ujung lorong terlihat beberapa orang sedang duduk di bangku lorong. Tampak tak asing mereka bagiku. Ya memang merka taka sing buat ku karena mereka teman-teman di IMM , yaitu Ila, Mas Dite, Mas Alfan. Sudah lama tidak bertemu mereka. Waktu sudah mendekati jam kuliah aku dan Epik yang satu kelas akhirnya memutuskan untuk kuliah di komisariat.

Saat berada di solo banyak hal yang dapat kulakukan yang tidak bisa aku lakukan saat berada di Kebumen. Banyak kegiatan dan pengalaman baru yang aku dapat selama disini seperti mengikuti Upgrading IMM,raker, pelantikan, rapat, pergi ke Desa Jayan, bertemu teman-teman, main, kuliah online. Di Solo aku sesperti menemukan rumah kedua , ya tempat dimana setiap aku berpulang selau ada orang-orang yang menanti kehadiranku  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pandangan dan Hukum Mengapa Pacaran Dilarang Menurut Islam

  oleh bidang Tabligh PK IMM Al-Ghozali Pacaran, sebagai budaya populer di banyak budaya, sering kali bertentangan dengan nilai-nilai dan ...